Dua kali hampir mati karena malaria
Dua tahun jadi kuli di negeri pabrik karet PT PIkani di desa Petumbak pinggiran Kota Medan, tidak membawa perubahan nasib kami, bahkan dua kali hampir mati betulan. Maka dengan menebalkan kulit muka, kami pulang kampung.
10 tahun kemudian, berkat Tuhan dan kerja keras siang-malam, nasib kami berubah. Dari kuli pabrik menjadi bos. Walaupun tidak dapat disebut "kaya" tapi perusahaan kami, sudah menggaji hampir seratus orang karyawan, baik di kantor, maupun di gudang produksi.
20 tahun kami menikmati hidup berkecukupan dengan penuh rasa syukur. Tidak jarang, saya duduk di lantai bersama karyawan gudang, untuk makan nasi rames bersama-sama. Tidak satu pun dari antara mereka yang minta berhenti, hingga kami meninggalkan Kota Padang.
Karena sudah merasakan bagaimana rasanya jadi kuli selama dua tahun, maka ketika menjadi bos tidak pernah sekali jua saya membentak mereka. Bahkan ketika kami meninggalkan Kota Padang, mereka memeluk kami dengan menangis.
Setiap kali pulang kampung, kami menyempatkan diri untuk bertemu dengan mantan karyawan kami tempo dulu. Namun sebagiannya sudah almarhum .
Selamat Hari Buruh!
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H