Terlepas daripada urusan yang menyangkut ekonomi keluarga,menjadi pengangguran itu,sungguh memberikan dampak buruk.bukan hanya bagi diri pribadi yang bersangkutan,tapi juga membias pada seluruh keluarga. Setiap kali orang tua bertemu temannya,maka yang ditanyakan pada umumnya,adalah :"Anak anda kan sudah lulus sarjana? Kerja dimana?"
Pertanyaan yang sangat biasa dalam berinteraktif dengan  masyarakat ,namun bagi sebagai orang tua,pertanyaan ini,merupakan sebuah pukulan yang memalukan. Dan dengan mematut matut wajah,mungkin orang tua yang bersangkutan,menjawab:" Sudah diinterview..Mudah mudahan diterima secepatnya." Bayangkan kalau jawaban klise ini harus diulangi oleh orang tua,hingga tahun berganti ?Â
Tahun Lalu Pengangguran 7 Juta Orang !
Agustus 2017, Jumlah Pengangguran Naik Menjadi 7,04 Juta Orang ...
 Benarkah Pengangguran Terjadi Karena Kurangnya Lapangan Pekerjaan?
Sebagian besar pengangguran terjadi,adalah karena yang bersangkutan ,merasa gengsi untuk melakukan pekerjaaan yang dianggap tidak selevel dengan titel sarjana yang disandangnya. Atau bisa juga dengan alasan,bahwa lapangan pekerjaan yang ada,tidak sejalan dengan latar belakang pendidikannya.
Padahal,tidak ada keharusan,bahwa orang harus bekerja dibidang yang sama dengan jurusan studi yang menjadi latar belakangnya. Pendidikan dibangku sekolah,secara umum adalah proses pendidikan karakter dan pembinaan sikap mental. Kalaupun merasa tidak sesuai dengan lowongan pekerjaan yang ditawarkan,mengapa tidak membuka lapangan pekerjaan sendiri bagi diri?
Seperti misalnya :
- membuka usaha foto copy dan penjilidan
- membuka warungÂ
- mengawali dengan trading online
- menjadi agen asuransi
- membuka usaha katering
- membuka private les dirumah
- mengawali dengan home industri
- dan seterusnya
Dengan Adanya Usaha Banyak Hal Negatif Bisa Dicegah
Menjadi pengangguran,akan menghadirkan rasa malu,tertekan ,rendah diri dan kehilangan rasa percaya diri. Bila kondisi ini berlanjut,akan menimbulkan stress dan depresi,menjadi temperamental dan menurunnya semangat hidup. Bahkan yang terburuk,menganggur dalam waktu yang panjang,dapat menjerumuskan orang bunuh diri.
Nah,dengan adanya usaha ,walaupun mungkin dianggap sebagai pekerjaaan kasar,yang tidak pas dengan titel yang disandang,setidaknya sudah menjadi benteng pertahanan diri,agar tidak terjerumus menjadi orang yang putus asa. Bahkan bukan tidak mungkin,bisnis yang tadinya merupakan bisnis kecil kecilan,kelak akan sukses dan mengubah jalan hidup.
Sepotong Cuplikan Perjalanan Hidup Pribadi
Begitu tamat SMA saya langsung bekerja,karena kondisi ekonomi orang tua tidak mampu untuk membiayai pendidikan saya .Baru setelah bekerja selama satu tahun dan berhasil menabung,saya baru masuk kuliah di IKIP - Institute Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Sempat menjadi guru beberapa tahun,namun kemudian memutuskan,kalau saya dan istri keduanya menjadi guru,maka masa depan anak anak kami,tampak suram.
Maka saya memberanikan diri,mengawali dengan bisnis biji kopi dan kulit manis.Yang awalnya hanya sebagai pedagang pengumpul dan kemudian menjualnya kepada eksportir.Akan tetapi dari sinilah ,mulai turning point kehidupan kami. Kelak saya memiliki perusahaan sendiri dengan dan mampu mengaji puluhan pekerja. Sesuatu yang awalnya tampak tidak mungkin,tapi justru telah menjadi jalan mengubah nasib kami secara total.
Bahkan ketiga anak anak kami,sempat menyelesaikan studi mereka di Amerika .Satu hal yang menurut logika adalah mustahil.tapi ternyata telah menjadi sebuah kenyatan . Mimpi telah menjadi kenyataan.
Merenung dan berkeluh kesah sepanjang hari,tidak akan mengubah apapun,bahkan hanya akan memperburuk keadaan.Karena itu ,bangun dan bekerjalah. Jauh lebih terhormat menjadi pekerja kasar,ketimbang menjadi penganggur!
Semoga tulisan kecil ini,ada manfaatnya
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H