Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mau Menikah? Sudah Siap Lepas Hobi dan Kehilangan Kebebasan?

13 April 2018   22:11 Diperbarui: 13 April 2018   23:58 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: beltsvillefootcare.com

Renungan Diri Sebelum Mengambil Keputusan Menikah

Sebelum memutuskan untuk menikah, perlu waktu untuk merenung diri. Apakah benar benar diri kita sudah siap untuk menikah?Bukan masalah usia,tapi kematangan sikap mental yang dituntut dalam sebuah pernikahan.

Karena banyak orang yang dari segi usia,sudah lebih dari dewasa,namun mentalnya sesungguhnya belum matang. Sehingga bilamana dipaksakan,maka sudah dapat diramalkan,rumah tanggnya tidak akan mampu bertahan lama.

Karena menikah, berarti siap untuk melepaskan kebebasan diri, termasuk menekuni hobi yang mungkin sudah bertahun tahun dijalani. Seperti misalnya, sebelum menikah saya setiap hari Minggu pasti ke laut atau ke pulau untuk memancing ikan. Dan baru pulang ketika matahari sudah terbenam.

Atau saya pergi ke kampung-kampung untuk berburu tupai dan baru pulang ketika sudah senja. Begitu menikah, maka hobi tersebut dengan sendirinyaharus mampu saya hentikandemi untuk menjaga kelangsungan hidup pernikahan.

Begitu juga dengan istri saya, hobi nonton film silat berjilid jilid tapi setelah menikah tentu hobi tersebut sudah tidak dapat dilanjutkan. Karena sebagai istri ada kewajiban rumah tangga yang harus dikerjakan Dan sebagai suami dituntut untuk berkerja mencari nafkah.

Menyamakan Hobi Antara Pasangan adalah Gampang Gampang Susah

Menyamakan hobi  dengan pasangan hidup kita menjadi gampang bila kedua belah pihak mau saling mengalah dan memahami. Akan tetapi akan menjadi rumit dan dapat mengundang percekcokan bilamana salah satu bersikukuh untuk tetap pada hobi sebelum menikah. Untuk dapat menyelaraskan hobi dengan pasangan hidup butuh waktu dan kesabaran.

Setelah perjalanan waktu yang panjang yang disertai dengan saling memahami, baru kami dapat menyamakan hobi atau mengadakan persetujuan tidak tertulis. Misalnya ketika istri saya lagi nonton televisi  di samping saya, maka saya duduk menulis artikel. Volume suara televisi diminimalkan, agar konsentrasi menulis tidak buyar.

Kalau  istri saya berbelanja kepasar,maka saya selalu ikut,menemani. Begitu juga kalau sesekali saya mancing di Swan River, maka istri saya juga ikut mancing bersama . Setiap pagi kami jalan kaki berdua dan kemudian duduk di tepi pantai menikmati kopi hangat yang kami bawa dalam thermos. Dan selanjutnya saya mengemudikan kendaran dan didampingi istri kemana saja.

Untuk Mencapai Tahap Ini Butuh Waktu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun