Istilah makam "sian kong" ini dimaksudkan adalah dalam satu kuburan, diisi oleh pasangan suami istri. Jadi bila salah satu dari pasangan suami istri meninggal dunia, maka liang lahat,sudah dipersiapkan untuk dua orang. Bagi yang sudah pernah membaca kisah San Pek Eng Tai, mungkin lebih mudah mendapatkan gambaran bahwa kesetiaan terhadap pasangan hidup bukan hanya ketika masih hidup, tapi juga setelah salah satu pasangan sudah meninggal.
Inti Legenda San Pek dan Eng Tay ,adalah mengisahkan pertemuan antara sepasang muda mudi. Pada awalnya Sanpek tidak tahu bahwa Eng Tai sesungguhnya adalah seorang wanita,karena ia menyamar dalam pakaian pria,Mereka berdua merasa cocok dan menjadi sahabat baik.Tapi lama kelamaan ,akhirnya San Pek tahu,bahwa Eng Tai adalah seorang wanita.
Maka setelah selesai menuntut ilmu,San Pek Melamar Eng Tai ada orang tuanya.Namun karena San Pek hanya pelajar miskin,maka orang tua Eng Tai menolak lamarannya. Akibatnya .San Pek jatuh sakit dan putus asa,sehingga meninggal dunia.
Sementara ,Eng Tai dinikahkan oleh orang tuanya,dengan seorang pria dari kalangan bangsawan yang kaya. Pada hari pernikahan,iringan pengantin melewati makam San Pek .Eng Tai mohon izin untuk singgah sesaat untuk bersembahyang didepan pusara San Pek.Â
Tapi ketika berada di depan pusara San Pek,.ia meratap didepan pusara. Tiba tiba cuaca menjadi gelap gulita dan tiba tiba makam San Pek terbuka. Dan Eng Tai masuk kedalamnya.Kemudian menurut legenda,keluarlah 2 ekor kupu kupu,yang merupakan pewujudan dari roh keduanya. Mereka tidak dapat merasakan cinta kasih di dunia ini,namun berbahagia di alam sana.
Legenda ini, dulu merupakan legenda yang paling trend,dari mulai anak anak ,hingga orang tua,pasti sudah membacanya berulang ulang kali.Karena kisah percintaan yang dituangkan,pada masa itu sungguh merupakan gambaran dari kisah cinta sejati dari sepasang anak manusia.
Walaupun Hanya Legenda ,Tapi Dijadikan Takaran Kesetiaan Seorang istri
Hal ini terpulang pada pasangan masing  masing,karena bila keduanya sudah berikrar untuk sehidup dan semati, serta bersedia dimakamkan bersama,maka harus ditepati. Karena sekali mengiyakan, maka berarti ia tidak lagi boleh menikah.Â
Jadi kalau pasangan masih memikirkan untuk menikah lagi,maka akan menolak untuk dipersiapkan kuburan disamping pasangan hidupnya. Dan walaupun tidak ada larangan, tapi bilamana hal ini terjadi, menunjukkan bahwa selama hidup pasangan ini tidak akur dan akan meninggalkan stigma yang negatif bagi pasangan yang menolak untuk di "sian kong" kan dalam liang lahat.
Perjalanan Waktu Sudah Mengubah Semuanya
Tulisan diatas adalah gambaran ketika saya masih muda dan hal itu sudah berlalu lebih dari setengah abad. Perjalanan waktu dan kemajuan zaman ,disertai masuknya budaya barat dan mempengaruhi  para warga Tionghoa di Indonesia.Apalagi rata rata generasi muda ,sudah beralih dari Konghucu ke berbagai agama lainnya,maka tradisi ;'sian kong".hanya tinggal cerita nostalgia saja.