Selama domisili lebih dari sepuluh tahun di Benua kanguru ini, tentu saja tidak saya sia siakan setiap ada kesempatan untuk belajar. Belajar tentang apa saja, yang kiranya akan ada manfaatnya yang dapat dipetik. Walaupun terkadang ,hati belum dapat menerimanya,namun saya mencoba untuk memahami,mengapa orang Australia bisa menerimanya dan mengapa saya tidak?
Salah satu hal yang hingga kini,masih belum dapat saya terima dengan senang hati adalah ,prinsip mereka,bahwa kalau sayang sama keluarga,maka begitu usia anda sudah mencapai 55 tahun,mulailah menabung untuk membangun :"rumah masa depan" . Sejujurnya,pada awalnya,karena pemahaman bahasa Inggeris saya masih dibawah standar,saya kira memang benar benar rencana untuk membangun rumah tinggal. Tapi kemudian,setelah dijelaskan,bahwa yang dimaksudkan dengan :"rumah masa depan" ternyata adalah kuburan .
Mendengar hal tersesbut,darah saya rasanya naik hingga keubun ubun.Dalam hati ,saya mengumam:" Ini orang sangat tidak sopan.Datang bertamu kerumah orang,bukannya mau menawarkan barang  ,tapi malah mau berdiskusi untuk membangun kuburan sendiri. Walaupun kemarahan saya sudah sampai puncaknya dan tinggal meledak ,tapi saya masih ingat,bahwa dikening ada meterai :" orang Indonesia" .Maka  dengan sopan yang dibuat buat, saya minta maaf,karena harus menjemput cucu di sekolah.Â
Dan ketika si mbak berambut pirang bertanya,kapan mereka boleh datang lagi? Saya jawab,nanti akan saya kabarkan. Dan sejak saat itu,kalau ada yang menelpon ,nadanya mau menawarkan rencana penguburan diri,langsung saya pakai jurus:"Sorry.no English"
Ternyata Hampir Rata Rata Orang Australia Sudah Melunaskan Biaya Pembangunan "Rumah Masa Depan "
Tadinya saya sempat berpikiran negatif,kedua wanita yang datang menawarkan ,rumah masa depan,sangat tidak sopan.Ternyata setelah kepala dan hati saya dingin, teman teman yang saya temui di Senior Club,rata rata mengakui dengan bangga,bahwa mereka sudah melunaskan semua biaya pembangunan "rumah masa depan" . Mereka bangga,karena tugas dan kewajiban mereka terhadap keluarga sudah tuntas.Anak anak sudah selesai kuliah,rumah masa kini,sudah ada ,bahkan "rumah masa depan" sudah mereka lunaskan. "in case of emergency" anak istri ,tidak harus  menanggung resiko,membiayai semuanya.
Ada tipe rumah :"RSS" senilai 5000 dolar ,ada  yang berikut musik pengiring dan bunga bungaan senilai 15.000 dolar dan seterusnya.
Bahkan ada yang rumahnya masih kontrak atau menyewa,tapi sudah melunaskan  seluruh biaya pembangunan rumah masa depan. Karena menurut mereka ,untuk rumah masa depan,tidak bisa disewa atau dikontrak. Harus dibeli dan bisa dengan cicilan sejak dari sekarang.
Kebanggaan Lainnya
Ada lagi kebanggaan orang Australia,yakni menjadi Voluntir. Dari mulai mengumpulkan semua sampah dan pecahan botol di taman taman umum,yang dibuang orang anak anak muda yang mabuk mabukan,hingga menjadi Voluntir ,sebagai Life  Guard di Pantai. Mereka sama sekalitidka dibayar dan tidak di shooting oleh televisi,tapi mereka tetap bangga bisa berbuat sesuatu untuk kepentingan dan keselamatan orang banyak.
Saya saksikan sendiri,berkali kali ikut dalam berburu Abalone, selalu saja ada yang terperosok kedalam lubang karang atau tali sepatunya tersangkut di batu karang,kemudian berteriak minta tolong. Dalam waktu singkat,sudah berlari beberapa orang Voluntir yang bertindak sebagai Life  Guard disana.untuk menolong. Dan tidak jarang,mereka sendiri terluka,ketika hendak menolong orang.
Saya Pernah Digendong Orang Australia
Bulan lalu,ketika usai perburuan Abalone,ombak besar dan tidak mungkin untuk menerobos laut,Maka satu satunya jalan untuk kembali keatas adlah merangkak  diperbukitan batu karang yang sangat tajam. Tapi ketika tiba diujung ,saya menengok kebawah  dan jadi keder untuk melompat,Karena kalau lompatan saya tidak tepat sasaran,tidak dapat dibayangkan apa yang akan terjadi.
Tetapi saya tidak perlu bengong lama lama,karena didepan saya sudah ada 2 orang Australia,yang masih muda dan berbadan tegap.Mereka saling memegang tangan dan minta saya melompat keatas tangan mereka. Saya jelaskan,bahwa berat tubuh saya 70 kg.Tapi keduanya dengan sangat yakin mengatakan :" jangan kuatir,kami kuat,Ay0 lompat" Maka saya tanpa ragu lagi,langsung melompat dan disambut.oleh keduanya.Diturunkan sangat hati hati. Orang yang menengok,semua bertepuk tangan. Saya selamat,tapi saya malu,karena biasanya saya mengendong orang,tapi kali ini saya yang digendong.
Tentu saja,tidak lupa saya ucapkan terima kasih  dan kami berpisah. Keduanya masih tinggal disana,untuk membantu orang lain. Mereka tidak digaji dan tidak mendapatkan penghargaan apapun,namun mereka bangga,sudah berbuat sesuatu untuk orang lain,termasuk menolong saya.
Dijadikan Renungan Diri
Hingga saat ini,saya masih merenungkan,arti dan makna sebuah kebanggaan,ternyata berbeda dalam mengaplikasikannya.Tulisan ini,tentutidak bermaksud memberikan sanjugan kepada bangsa lain,hanya sebuah masukan,yang mungkin dapat dipetik hikmahnya.Â
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H