Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manfaatkan Lahan Terjepit sebagai "Refreshing"

15 Maret 2018   11:03 Diperbarui: 15 Maret 2018   11:47 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau tinggal di kampung, tidak masalah mengenai lahan.Asal rajin bercocok tanam, pekarangan yang ada didepan rumah,disamping kiri dan kanan, serta laman belakang,dapat dmanfaatkan. Tapi ketika sudah berbicara mengenai tinggal di kota,apalagi di kota besar,maka impian,mau bertanam ini dan itu,harus dipendam dalam dalam. 

Jangankan menanam pohon kelapa, pohon jambu atau pohon mangga, bahkan untuk sekedar bertanam kebutuhan dapur seperti, kunyit, sereh, cabe dan jahe saja, sudah harus berpikir keras, gimana cara menyiasatinya. Apalagi bagi yang tinggal di apartement. paling harus cukup puas bila diizinkan oleh pihak pengelola untuk menempatkan pot pot, guna ditanami sekedar bunga atau tanaman hias. Ini pun pasti akan dibatasi,mengingat teras di apartement, hanya sebatas  lebar satu meter.

dok,pribadi
dok,pribadi
Selalu Ada jalan Keluar

Tapi seperti kata pribahasa:" where there is a will,there is a way". Dimana ada kemauan,pasti disana akan ada jalan. Hal ini juga berlaku. ketika kita dihadapkan pada lahan terjepit. Yang lebarnya hanya 70 cm, menempel pada dinding pembatas dengan rumah tetangga. Sebagai orang yang hobi berkebun,bag saya pribadi sungguh merasakan ada sesuatu yang kurang dalam kehidupan sehari harian. 

Karena itu,walaupun tanah hanya sejengkal ,yang isinya adalah batu batuan dan pasir kering,maka perlu kerja keras untuk menggali hingga kedalaman sekitar 80 cm, untuk mengeluarkan batu batuan dan pasir gersang. Kemudian menggantinya dengan tanah yang sudah siap pakai, yang dibeli dengan harga 6 dolar per 10 kg. Butuh 7 kantung plastik tanah, yang berarti pengeluaran 80 dolar, hanya untuk beli tanah.

Tapi yang namanya hobi,maka pengeluaran dikessmpingkan.Akhirnya setelah 3 hari kerja keras,maka lahan terjepit sudah dapat ditanami ,dengan bunga dan cabe. 

3 Bulan Kemudian

Setiap pagi dan sore, perlu disirami minimal 5 ember besar air,agar tanaman tetap bisa bertahan hidup. Air disini sangat mahal dan tidak ada selokan disekitar sini,yang bisa dimanfaatkan airnya. Mau bikin sumur? Wah, biayanya bisa sangat besar. Maka satu satunya jalan,adalah menghemat penggunaan air leding.

Setelah 3 bulan kemudian, hasil kerja keras sudah menunjukkan hasil.Walaupun tidak bisa menghasilkan uang,tapi setidaknya,menyaksikan bunga berkembang ,sudah merupakan hiburan tersendiri. Apalagi Cabe Raksasa sudah berbuah,bahkan sudah bisa dipanen. Sementara tanaman semangka masih berputik dan butuh waktu panjang,agar dapat dinikmati.

Taman super mini ini,lokasinya pas disamping kamar tidur kami.Sehingga setiap pagi,begitu bangun,kami sudah dihibur oleh bunga berwarna merah dan putih. Yang sengaja ditanam,untuk mengingatkan diri,bahwa kendati kami tinggal di Australia,tapi jangan pernah melupakan Merah dan Putih !

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun