Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penerapan "Seatbelt" di Indonesia Masih Setengah Hati

3 Maret 2018   20:36 Diperbarui: 4 Maret 2018   16:40 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus Ada Seatbelt Khusus bagi Anak Anak

Untuk anak anak harus ada seatbelt khusus. Tanpa adanya seatbelt khusus di dalam mobil, orangtua bisa diseret ke pengadilan karena dianggap membahayakan keselamatan anaknya.  

Seatbelt untuk anak-anak tidak ada sama sekali. Bagi anak-anak yang usia 6 bulan sampai 4 tahun disediakan kursi khusus yang diikatkan pada bangku mobil. Demikian juga anak-anak usia 4 sampai 7 tahun, sudah harus memiliki fasilitas khusus. Bagi anak-anak yang tingginya sudah 145 cm diperbolehkan duduk seperti penumpang lain yang sudah dewasa. (sumber.r.t.a.gov.au)

Sudah selesai? Belum! Masih banyak lagi aturan yang harus ditaati, antara lain: ban kendaraan tidak boleh licin, semua lampu harus menyala bila diperlukan. Semua kendaraan harus melakukan uji KIR. Kalau tidak lulus ,tidak layak digunakan dan harus ke bengkel yang ditunjuk. Semua bengkel harus ada lisensi dan banyak  lagi aturan lainnya. 

Banyaknya aturan yang harus ditaati oleh para pengguna kendaraan untuk apa? Untuk keselamatan para pengguna jalan itu sendiri, baik pengemudi maupun penumpang dan para pejalan kaki.

Membaca artikel ini, mungkin ada yang komentar "jangan dibandingkan dengan negara maju dong," 

Nah, masalah keselamatan jiwa manusia sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan negara maju atau negara berkembang. Karena tidak menyangkut teknologi melainkan penerapan aturan secara komplit dan penerapan dengan sungguh hati.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun