Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Didikan Semasa Kecil Menentukan Watak Anak Ketika Dewasa

16 Februari 2018   21:35 Diperbarui: 16 Februari 2018   21:40 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilutrasi: depositphotos.com

Minimnya Kasih Sayang ,Menjadi Penyebab Utama  Orang Menjadi "Problem Maker" Ketika Dewasa

Anak anak yang dididik dengan minim rasa kasih sayang dalam rumah tangga,kelak setelah dewasa,berpotensi menjadi :"trouble maker" dimanapun ia berada. Hal ini bukan ramalan,melainkan berpijak pada banyaknya contoh contoh hidup yang ada disekeliing dan ditambah dengan perngalaman selama belasan tahun berkeliling keberbagai daerah. Bergaul dengan berbagai suku bangsa,pada hakekatnya, yang  menjadi penyebab orang menjadi "pembuat"  masalah,dalam lingkungannya,adalah karena kurangnya rasa kasih sayang dalam keluarganya.

Ada beberapa alasan yang dikedepankan oleh orang tua,antara lain:

  1. kemiskinan,sehingga tidak cukup waktu untuk menunjukkan kasih sayang kepada anak anak
  2. terlalu sibuk dengan pekerjaan,sehingga sangat sedikit waktu untuk anak anak
  3. keluarga yang broken home 

Sikap dan perlakuan dari orang tua,akan terekam hingga mendetail dalam diri anak,hingga secara tanpa sadar,terbentuklah image,bahwa memang begitulah cara dan gaya hidup yang seharusnya. Kalau hal ini sudah terpateri dalam hati anak,maka ketika sudah beranjak dewasa. bagaimanapun  hebat dan berbobotnya kothbah yang diberikan,akan masuk dari telinga kiri dan keluar lagi dibagian kanan. 

Mengubah ,apa yang sudah tertanam sejak masih kecil dalam jiwa anak,adalah ibarat membengkokkan pohon ,maka akibatnya,pohonnya patah atau tangan kita yang akan patah.

Anak Anak Yang Dididik Dengan Minim Kasih Sayang

Anak anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga,yang minim kasih sayang,setelah beranjak dewasa,akan menjadi sosok yang keras dan terkesan ,kurang  tenggang rasa. Senang bila dapat menemukan kesalahan orang lain,sekecil apapun  dan menganggap diri paling benar. Sulit untuk diajak berkompromi ,karena didikan semasa kecil,,adalah bahwa apa yang keluar dari mulut orang tua ,adalah perintah. Sifat dan gaya orang tua dalam mendidiknya,semasa kecil ,akan dicopy dan dilanjutkan dalam perjalanan hidupnya"

Satu satunya jalan,untuk mengubah sifat yang keras,adalah kelembutan. Kalau sifat keras,dilawan dengan keras,maka terjadilah ,anak berantem dengan orang tuanya,bahkan ada yang tega melakukan tindak kekerasan terhadap orang tua. Karena selama ini,,mersasa ia hidup dibawah tekanan orang tuanya. 

Seperti kata Kahlil Gibran.:"Anak terlahir dari orang tua ,tapi bukan milik kita, Mereka adalah milik dirinya sendiri,Makas tugas kita sebagai orang tua,adalah mendidik mereka dengan penuh kasih sayang. Kemiskinan dan kemelaratan hidup,serta kerja keras siang malam,tdiak dapat dijadikan alasan,tidak ada waktu untuk anak anak.

Menyalahkan Keadaan Tidak Akan Mengubah Apapun

Yang sudah terjadi ,tidak akan dapat diubah,walaupun kita mencari kambing hitamnya atau menyalahkan keadaaan,Yang dapat  dilakukan adalah  tidak mengulangi kekeliruan yang pernah dilakukan.

Tulisan ini,bukan hasil penelitian secara ilmiah,melainkan merupakan catatan ,selama hampir duapuluh tahun lamanya.mengunjungi berbagai daerah dan berinteraksi dengan warga setempat

Semoga ada manfaatnya.setidaknya menjadi pengingat,bahwa sesibuk apapun diri kita sebagai orang tua,tetap waktu untuk anak dijadikan prorits utama.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun