Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Unik! Warga Sumbar Lestarikan Bahasa Daerah Lewat Kaus

11 Februari 2018   08:17 Diperbarui: 12 Februari 2018   09:05 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber berita dan gambar: Asro Sikumbang/finansial.m.klikpositif.com


Untuk Mencegah Punahnya Bahasa Daerah

Kemajuan zaman,tentunya patut disambut dengan penuh rasa syukur.Karena apa yang dulunya ,masih merupakan misteri,bahkan dianggap tahayul,kini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.Bukan hanya bagi masyarakat dikota besar,tapi merambah hingga ke kampung kampung. Salah satu contoh nyata adalah cara menanak nasi.Yang dulu mengggunakan tungku dan priuk,serta kayu api dan sepotong pipa untuk meniup api,agar tetap menyala,sudah sejak lama dimuseumkan. Kini orang dengan mudah menanak nasi,tapi kayu dan api.Bahkan untuk menanak nasi,bisa diprogram lewat remote control,jam berapa ingin nasinya matang, 

Bahkan  kini,lampu dapat menyala dengan sendirinya ,bila hari mulai gelap dan padam otomatis,bila mentari mulai terbit .Hal yang dulunya ,mungkin dianggap sesuatu yang mistis dan dihubung hubungkan dengan alam gaib. Kini,siapapun dapat memilikinya,dengan mengeluarkan dana sekitar 1 juta rupiah.

foto kiriman: Asro Sikumbang/finansial.m.klikpositif,com
foto kiriman: Asro Sikumbang/finansial.m.klikpositif,com

Kembali Kejudul

Namun tak dapat dipungkiri,bahwa kemajuan zaman disatu sudut ,sementara disisi lain,mengalami kemunduran.Salah satunya adalah tergerusnya budaya dan bahasa daerah. Contoh nyata adalah ,ketika kesempatn pulang kampung ke Padang, rata rata generasi muda Sumatera Barat,sudah tidak lagi menggunakan sapaan"Uni"untuk wanita dan "Uda" untuk pria. Mereka merasa lebih bangga,menggunakan panggilan :"Abang,"pengganti kata "Uda " dan  menggunakan kata panggilan "Mbak" sebagai ganti kata panggilan:"Uni" ,Ini baru mengenai sebatas panggilan,apalagi kalau berbicara pengethuan mereka tentang bahasa Minang. Ketika saya mencoba menggunakan bahasa daerah,kebanyakan dari  generasi muda,terpana dan melongo,seakan saya sedang berbicara dalam bahasa Perancis

Lestarikan Bahasa Minang Lewat Kaus

Dalam kesempatan Bazaar ,yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan  Sumbar ,dalam rangka memperingati HPN minggu lalu, telah  tercetus kesepakatan antara 10 Pengusaha Kaus di Sumbar ,untuk ikut melestarikan bahasa daerah ,melalui Kaus. Maka mereka mendirikan Asosiasi : "Minang Klot" Yang mendapatkan apresiasi dari Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Taufik Effendi.

Salah seorang dari Pengusaha Kaos yang bergabung dengan Asosiasi Minang Klot ini ,Asro Sikumbang yang dihubungi,nama Minang Klot ini memileik arti dan makna tersendiri. Kosa kata:"KLOT" merupakan akronim dari :"Kaos Lokal On The Road" Sedangkan kata :"Minang" adalah sebagai rujukan bahwa kalimat kalimat yang dicantumkan pada kaus yang diproduksi,akan senantiasa merujuk pada bahasa dan budaya Minang.

Menurut Asro Sikumbang,sebagai salah satu Produsen Kaus ini, yang ikut merintis dan menancapkan Afiliasi Pengusaha Kaos Minang ,yang dinamakan Minang KLOT (R),terdiri dari Brand Tengen,Mangkuak,Rumah Cipuik,Tangkelek,Situhuak,Kapalo Kombet,Inyiak,Wayoik,Taralak dan Bingkaruang.

minang-5a80f7115e13736bea243925.jpg
minang-5a80f7115e13736bea243925.jpg

gambar kiriman : Asro Sikumbang /salah satu Pendiri KLOT Minang

Diharapkan dengan membudayakan kaus bertuliskan kata kata dalam bahasa Minang ini,selangkah demi selangkah,akan dapat memulihkan kembali budaya dan bahasa Minang,yang sudah tergerus ditelan kemajuan zaman.

Mungkin cara unik yang di lakukan oleh para Produsen Kaos di Sumatera Barat ini,dapat dijadikan contoh oleh daerah lainnya,Dengan harapan,melalui cara ini,secara bertahap,dapat mengembalikan minat generasi muda, di daerah untuk melestarikkan budaya dan bahasa daerah masing masing,Namun tentunya,hal ini membutuhkan tekad dan konsistensi dari para tokoh muda masyaraakat setempat.Karena memulihkn apa yang sudah tergerus oleh zaman,membutuhkan waktu dan perjuangan yang berkesinabungan.

Sumber berita dan gambar : Asro Sikumbang /finansial.m.klikpositif,com

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun