Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyikapi Hidup yang Penuh dengan Masalah

10 Februari 2018   21:50 Diperbarui: 10 Februari 2018   22:05 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depositphotos.com

Kata Yang Paling Tepat Bagi Kita Adalah Mawas diri

Perjalanan hidup kita,tidak selalu seindah kisah kisah yang ditayangkan  di Sinetron atau dalam cerita dongeng 1001 malam. Tidak jarang,bahkan dalam perjalanan hidup,banyak masalah hidup yang ditemui.Mulai dari hal hal yang tampak sepele,hingga hal yang menyebabkan diri kita seakan berada dalam film horor,yang menegangkan dan menakutkan.

Sebagai makluk sosial,maka tidak mungkin kita bisa selalu hidup menyendiri,seperti Film Tarzan yang hidup di hutan belantara dan hanya berteman dengan monyet dan hewan lainnya. Suka atau tidak .setiap hari kita pasti akan berinterkasi dengan orang lain.Bisa jadi Sopir Angkot,Tukang jual sayur keliling  atau dengan sesama karyawan,dimana kita bekerja

Di jalan raya, kita hanya perlu wanti wanti ,agar jangan sampai menyenggol atau melukai orang lain. Tetapi dalam perjalanan hidup, kita tidak hanya berpotensi bersinggungan dengan orang lain,bahkan mungkin saja terjadi gesekkan terjadi diantara anggota keluarga dan sahabat sahabat kita. Karena itu mawas diri, selalu harus mendasari setiap gerak langkah kita. Karena dengan senantiasa mawas diri, kita akan selalu mempertimbangkan setiap langkah kita,agar jangan sampai menyenggol orang lain.

"Learn from the cradle into the grave. "

Belajar sejak dari buaian, hingga keliang lahat,adalah kata kata bijak, yang kendati sudah ada sejak lama,namun , tetap up to-date ,menjadi filosofi hidup setiap orang. Karena hidup adalah sebuah proses, dimana setiap insan diuji kematangan mental ,kemantapan hati dan kedalaman imannya. Dan tidak ada jalan mundur dalam universitas kehitupan. 

Setiap orang harus maju, atau terlindas dan terhanyut oleh arus kehidupan, yang terkadang teramat buas dan tidak mengenal belas kasih.Dalam kondisi seperti inilah kita bernafas ,hidup dan berinteraksi terhadap sesama kita. Karena manusia pada hakekatnya adalah makluk sosial,yang tak dapat hidup menyendiri. Semua orang butuh sahabat.Entah ia orang baik atau dari kalangan penjahat.semua butuh teman dan sahabat.

Hidup Adalah Sebuah Perjalanan Panjang

Hidup adalah sebuah perjalanan panjang, untuk mencapai aktualisasi diri. Tak pelak, kendati sudah berusaha secara maksimal menjadi orang baik, namun tak urung sadar ataupun tidak, gesekan demi gesekan, dapat saja terjadi.Yang dapat menjebabkan teman ataupun sahabat kita merasa tersinggung, tersakiti dan meradang.

Bila hal ini terjadi,maka jalan terbaik adalah :"introspeksi diri",ketimbang mencari kambing hitam atau berusaha mencari cari kesalahan orang lain.Dan bilamana situasi tidak mengenakkan ,tidak ada salahnya kita yang minta maaf.Karena dengan minta maaf,harkat diri kita tidak akan berkurang sediktpun.

Justru,  dengan menyampaikan permohonan maaf yang tulus, dapat menjadi perekat hati yang terluka. Terlepas apakah penyebabnya. Dari salahnya langkah kita atau momentum yang tidak tepat atau mungkin saja akibat terlalu dekatnya hubungan persababatan, sehingga gesekan sekecil apapun, dapat menimbulkan rasa gerah dan panas.

Akhir kata,tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.Namun tidak ada salahnya,bila kita selalu berusaha untuk menjadi sesempurna mungkin.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun