Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Orang Tua Berperan Melestarikan "Anak Mama"

3 Februari 2018   10:35 Diperbarui: 3 Februari 2018   10:47 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :www,news.watoday.com,au

Untuk menunjukan bahwa kondisi ekonomi orang tua sudah mapan atau mungkin sudah kaya raya,ada banyak caranya.Misalnya menyumbang untuk panti asuhan atau membantu orang orang yang kurang beruntung. Tidak harus mengikuti jejak yang keliru,yakni kembali menciptakan :"anak anak mama"

Yakni mendaftarkan anak anak di salah satu Universitas yang  beken dan menyediakan segala kebutuhannya, Mulai dari kendaraan mahal.uang saku yang melimpah limpah,serta membebaskan anak dari segala kewajibannya terhadap keluarga. Baik urusan bersih bersih rumah, bahkan hingga segala kebutuhan pribadinya disediakan dan dilayani oleh pembantu.

Menjerumuskan Anak Menjadi Anak Manja

Secara tanpa sadar,orang tua sudah berperan aktif dalam menciptakan "anak mama". Sehingga kelak ketika lulus Sarjana,menjadi seperti orang bengong menghadapi kehidupan diluar rumahnya. Gamang berada diluar zona kenyamanan dan keamanannya,menyebabkan Sarjana yang terbentuk dari: anak mama " ini gagap dalam mengambil keputusan. Apalagi bilamana dihadapkan kepada masalah atau kondisi yang rumit.

orang tua lupa,bahwa tidak mungkin selamanya anak anak bisa dibawah bimbingan dan perlindungan orang tua. Suatu waktu mereka harus mampu  mandiri dan menjadi diri sendiri.

Penyebab Terbesar  Menumpuknya Sarjana Pengangguran

Hal ini menjadi salah satu penyebab terbesar ,yang ikut andil dalam terjadinya penumpukan Sarjana pengangguran.Karena "anak anak mama"ini,selalu mencari cari alasan, agar sebisa bisanya jangan sampai mereka keluar dari  perlindungan orang tua mereka. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ijazah, atau lowongan pekerjaan yang terlalu rendah bagi seorang Sarjana. Dan seterusnya. Dan celakanya, alasan mereka diterima secara mentah mentah oleh orang tua.

Karena merasa malu bilamana anaknya yang lulusan luar negeri,koq kerjanya cuma kerja: "rendahan", maka demi untuk menjaga marwah sebagi orang tua yang berada,mereka lebih senang anak anaknya menganggur, ketimbang mulai bekerja, walaupun tidak sesuai dengan tingkat ijazah

Kalaulah hal ini terus berlanjut, maka penumpukan Sarjana pengangguran, akan dilestarikan selama lamanya.

Di Australia, Anak Anak sejak SMA sudah bekerja paruh waktu,bukan karena orang tua mereka tidak mampu,melainkan untuk mempersiapkan agar kelak begitu selesai Sarjana,mereka sudah mampu mandiri.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun