Hingga saat ini dalam keluarga besar kami yang terdiri dari berbagai suku dan bangsa serta beragam latar belakang budaya maupun agama, belum pernah sekalipun timbul pertengkaran. Apalagi sampai berantem dan bermusuhan. Setiap kali kami pulang kampung, semuanya berkumpul bersama-sama, bahkan karena tempat tidak memadai, sebagian duduk dilantai. Tidak ada rasa risih atau merasa diri diasingkan, karena kami larut dalam canda.
Dalam keluarga besar kami terdapat orang Minang, Orang Aceh, Orang Jawa, Batak, Nias, Sunda, Cina, Belanda, Jerman, Australia, Turki, Italia dan seterusnya. Â Hal yang selalu kami jaga bersama adalah menahan diri untuk jangan pernah membicarakan tentang hal-hal yang menyangkut :
- agama
- politik
- urusan pribadi
- asal muasal
- Selain Itu Kami Juga Menghindari :
- berbisnis antar anggota keluarga
- pinjam meminjam uang atau apapun
Bagi yang kehidupannya sudah termasuk mapan, paling saling memberikan bingkisan kecil untuk semakin mempererat hubungan yang sudah dijaga sejak belasan tahun lalu.
- Katholik
- Islam
- Kristen
- Budha
Bhinneka Tunggal Ika, sudah kami aplikasikan dalam keluarga besar kami tanpa ada aturan tertulis atau hal hal lain yang bersifat mengikat. Semuanya dengan ikhlas menjaga diri dan melepaskan semua  atribut yang  melekat pada diri mereka, ketika berkumpul bersama-sama. Karena itu, ketika bulan lalu cucu kami yang kedua menikah dengan gadis asal Turki yang beragama Islam, sama sekali tidak ada halangan apapun karena kami sudah terbiasa hidup dalam keberagaman yang bersifat multikultural.
Tjiptadinata Effendi