Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mau Menata Hidup?

5 Januari 2018   08:00 Diperbarui: 5 Januari 2018   09:01 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus Mulai Dengan Menata Hati

Tidak seorangpun di dunia ini yang sempurna. Karena itu tidak ada orang yang begitu sholeh atau baik hati,sehingga tidak ada lagi yang membenahi atau menata hidupnya. Pasti ada banyak kekurangan dalam diri ,siapapun adanya kita.Tentu saja ,bilamana dalam diri kita ,masih tersisa kerendahan hati untuk mau mengakui secara jujur. 

Boleh jadi bagi orang banyak,kita dijadikan panutan.Tutur kata dan kalimat kalimat yang keluar dari mulut kita,dicatat dan dijadikan semacam "the wisdom words" atau mungkin prilaku dan cara hidup kita menjadi contoh bagi orang banyak. Tetapi yang paling tahu tentang diri kita,adalah diri sndiri dan tentunya Tuhan yang mencipatakan kita. Bahwa diri kita sesungguhnya tidaklah seperti yang ada dalam bayangkan orang banyak. 

Memberikan wejangan dimana mana.dimintai nasihat dan petuah ,disalami ,dihormati dan selalu mendapatkan tempat diurutan utama,bahkan menjadi key note dalam setiap pertemuan. Diundang sebagai pembicara diberbagai stasiun televisi dan menjadi narasumber.Dalam pandangan orang banyak,sosok yang sudah mencapai tahap kehidupan seperti ini,adalah sosok yang "almost perfect"Seakan sosok yang hidup tanpa masalah dan sudah mencapai aktualisasi diri.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Menata Hidup Dengan Menata Hati

Tulisan diatas adalah pengalaman pribadi saya ,selama kurun waktu belasan tahun berkeliling Indonesia. Disambut dengan segala rasa hormat dan kedatangan kami,ditunggu ribuan orang. Bahkan di Yogya,diundang oleh Sultan Hamengkubowo X, di kampung halaman sendiri,seminar yang diselenggarakan di hadiri oleh rektor ,wagub dan bahkan di Sawahlunto Sijunjung ,ditunggu oleh Bupati

Tetapi dalam kesendirian,saya merasakan bahwa banyak hal yang perlu ditata ulang dalam diri,agar tidak melambung terlalu jauh dan merasa diri paling baik dan sempurna. Kata kuncinya hanya satu,yakni :"kerendahan hati " Dengan rendah hati,mengakui sejujurnya bahwa ada banyak hal yang perlu ditata dan harus diawali dengan menata hati.

Walaupun bukan seorang selebriti,namun mendapatkan kehormatan,ditunggu dan disalami dimana mana,dimintai petuah sana sini,berpotensi menjerumuskan diri saya menjadi pribadi yang angkuh. Perasaan bangga yang melambung terlalu tinggi,dapat menjebak diri saya menjadi lupa diri dan lupa bahwa ada banyak kekurangan diri yang harus dibenahi. Menyadari bahwa bila saya larut dalam rasa bangga diri,dipuji dan disanjung orang banyak,dapat menghanyutkan saya dalam arus dikultuskan orang banyak.

Menemukan Jati Diri

Dengan melakukan refleksi diri setiap hari,sebelum tidur,maka saya dapat menemukan jati diri saya,bahwa sesungguhnya,saya tidak ubahnya bagaikan orang lain. Yang juga memiliki berbagai problema kehidupan.Bahwa dalam kehidupan saya,tidak semuanya mulus,seperti yang mungkin dibayangkan orang banyak. Dengan menemukan jati diri,serta menyadari dengan kerendahan hati,berbagai kekurangan diri,maka secara bertahap ,saya dapat memperbaiki dan menata hidup pribadi saya. Memahami,bahwa dalam komunitas tertentu,saya adalah orang nomor  satu dan dijadikan panutan.Tapi dalam komunitas lainnya,saya harus menempatkan diri sebagai murid,yang harus patuh pada aturan yang ada.Bahkan boleh jadi dikomunitas lainnya,diri saya sama sekali tidak dikenal orang.

Karena itu,saya tidak pernah berhenti belajar ,seperti kata pribahasa:"Learn from the  caddle  to  the grave".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun