Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Ini 2 Januari 2018 ,Usia Pernikahan Kami Genap 53 Tahun

2 Januari 2018   06:00 Diperbarui: 2 Januari 2018   17:09 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi : foto 3 tahun lalu,dalam acara Pernikahan Emas kami di Jakarta

On This Day, 53 Years Ago

Tanggal 2 Januari ,tahun 1965,kami menikah dengan acara yang sangat sederhana.Tidak di restoran,apalagi dihotel.karena jauh dari jangkauan kami.Resepsi pernikahan dilakukan 2 kali,yakni  dirumah orang tua saya di Pulau Karam dan kemudian dirumah orang tua istri saya di jalan Proklamasi .Yang diundang ,hanya beberapa puluh orang saja,yakni kerabat dan teman teman dekat,serta tetangga.  Kami  hanya honeymoon di Bukittinggi ,dengan menumpang bis umum. 

ing-naskah-5a4b5a1ff1334422c13ebb54.jpg
ing-naskah-5a4b5a1ff1334422c13ebb54.jpg
Menginap disalah satu penginapan,di jalan Tembok kota Bukittinggi,karena kami tidak mampu membayar kamar hotel. Dua  hari kami menginap disini dan kemudian kembali ke  Padang. Pamitan kepada kedua orang tua kami,karena tekad kami adalah merantau ke Medan.

Ket.foto: bersama Kompasiana/dok.pribadi
Ket.foto: bersama Kompasiana/dok.pribadi

Mencoba Menjadi Pedagang Antar Kota ,Tapi Gagal Total

Meninggalkan istri yang baru dinikahi di Medan bersama tante kami dan saya sendiri ,menumpang bis ALS pulang pergi Medan Padang,sungguh tidak mudah.Namun tekad untuk tidak menjadi beban keluarga,menyebabkan saya nekad ,menjadi pedagang keliing. Pernah jatuh sakit parah di perjalanan dan dibantu oleh bu Halimah,seperti yang pernah saya tuliskan.Bahkan diberikan sepotong ubi rebus. Diwaktu yang lain,ketika jembatan putus dan penumpang harus menumpang menginap di salah satu Masjid,saya diajak makan,sebungkus nasi dengan lauk ikan asin,oleh Imam  Masjidnya.Seingat saya ,nama beliau Syaifullah. Walaupun saya sudah menjelaskan bahwa saya tidak puasa dan non Muslim,namun  tetap saja diajak makan bersama. Kejadiannnya sudah berlalu 50 tahun lalu,tapi masih segar dalam ingatan saya.

dokumentasi pribadi/bersama keluarga
dokumentasi pribadi/bersama keluarga
Modal Ludas

Karena sama sekali tidak berpengalaman,maka dalam waktu enam bulan,seluruh modal ludas,Bahkan menyisakan utang pada tante kami di Medan.Akhinya untuk tidak membebani tante ,kami kerja di Pabrik Karet PT Pikani di desa Petumbak,Deli Serdang, istri saya dapat kerja di kantor,sedangkan saya di pabrik.

2 tahun,kami berdua kerja,sama sekali tidak ada tersisa tabungan ,malah dua kali hampir mati,karena malaria.Karena kami  tinggal dipemondokan buruh dipinggiran hutan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Menebalkan Kulit Wajah dan Pulang Kampung

Akhirnya dengan menahan rasa  malu,karena gagal merantau,kami pulang kampung dan dengan menjual semua perhiasan istri saya,kami menyewa kedai di Pasar Tanah Kongsi dan jualan kelapa. Sementara utang pada tante, baru 2 tahun kemudian,kami lunaskan.

Perjalanan panjang ,yang licin dan terjal,kami lalui dengan merangkak. Kami bersyukur, akhirnya badai kehidupan itupun berlalu dan hidup kami berubah total. Karena itu,setiap hari,begitu terjaga dari tidur,maka yang pertama tama kami lakukan adalah bersyukur.Kami sudah diberikan kekautan untuk dapat lulus dalam ujian hidup. 53 tahun hidup pernikahan telah kami lalui dengan segala suka dan dukanya. 

Dan kini,kami dapat menikmati hidup layak dan disayangi oleh anak anak cucu kami dengan sepenuh hati. Benarlah seperti pribahasa:"Bahwa yang terindah dalam hidup ini,adalah dicintai dan mencintai!" Kalimat yang terindah dari istri saya adalah,bahwa satu satunya laki laki yang di cintainya dalam hidup ini  adalah diri saya.

Terima kasih untuk doa dari teman teman semuanya,semoga Tuhan membalas dengan kelimpahan berkatNYA

Catatan: semua foto adalah dokumentasi pribadi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun