Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hasil Rekam Jejak Produk Halal di Australia

30 Desember 2017   14:38 Diperbarui: 30 Desember 2017   14:47 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan foto: Waroeng Racik ,milik orang Indonesia,asal Pontianak,juga merupakan warung dengan produk halal/dokumentasi pribadi

Produk Halal Tidak Hanya di Super Market, Tapi Juga dalam Acara Resmi

Toko Halal yang pertama kali kami jumpai di Australia,adalah toko milik  Habib , sahabat kami asal Pakistan di kota Wollongong. Hubungan kami tidak hanya sebatas antara Pembeli dan Penjual,namun sudah meningkat ke jenjang persahabatan. Kalau belanja beras atau barang barang yang cukup banyak di tokonya,maka tanpa diminta,Habib akan mengantarkan sendiri hingga ke kendaraan kami,yang parkir lumayan jauhnya .

Toko sahabat kami Habib di Wollongong./domentasi pribadi
Toko sahabat kami Habib di Wollongong./domentasi pribadi

Dapur Jens milik bu Yenny,asal Bukittinggi/ juga merupakan restoran dengan produk Halal di Wollongong/dokumentasi pribadi
Dapur Jens milik bu Yenny,asal Bukittinggi/ juga merupakan restoran dengan produk Halal di Wollongong/dokumentasi pribadi
Kemudian kami diajak makan oleh putri kami ke restoran ,milik bu Yenny,asal Bukittinggi. Jelas kalau menyebut orang Minang,tidak usah nanya,pasti masakannya halal. Namun untuk meyakinkan Pelanggannya, disana masih ditempelin,Sertifikat Halal.

dokpri
dokpri
Restoran Halal  di Panorama -- NSW

Keberadaan Caf Halal di lokasi sangat strategis di pinggiran kota Wollongong,cukup menarik perhatian Hal hal seperti ini, agaknya  merupakan salah satu ujud toleransi beragama, tanpa gembar gembor. Karena tidak di publikasikan di koran koran dan juga tidak diberitakan di medsos. Termasuk keberadaan Caf Halal di Panorama ini.

Toko daging halal/dok,pribadi
Toko daging halal/dok,pribadi

dokpri
dokpri
Kami singgah disini ,bersama Kompasianers Rudy Geron dan Istri Abie.karena suami istri Kompasianers ini beragama Islam, maka restoran Halal ini,tentu merupakan sebuah pilihan terbaik. Semoga contoh hidup damai dalam keberagaman,tanpa perlu gembar gembor ini, setidaknya dapat menjadi masukan bagi orang banyak.Untuk dapat membuka mata hati dan pikiran, bahwa hidup damai dalam perbedaaan ,adalah cita cita luhur bagi seluruh umat manusia. Apapun suku bangsa ,budaya dan agama yang diimaninya. Bahkan hal ini dapat menjadi tolok ukur harga diri dan harkat ,serta kepribadian sebuah bangsa.

keterangan foto; saya tidak dapat menjelaskan Sertikat Halal ini diterbitkan oleh siapa/ ini terdapat di toko daging di super market Vietnam ,/dokumentasi pribadi
keterangan foto; saya tidak dapat menjelaskan Sertikat Halal ini diterbitkan oleh siapa/ ini terdapat di toko daging di super market Vietnam ,/dokumentasi pribadi

Cafe Halal di Panorama kota Wollongong/dokumentasi pribadi
Cafe Halal di Panorama kota Wollongong/dokumentasi pribadi
dokpri
dokpri
Dalam Acara Resmi  Semua Masakan Dinyatakan HALAL

Hal ini sesungguhnya bukanlah merupakan yang pertama kalinya,karena tahun lalu, dalam acara resmi peyerahan award untuk para siswa yang berprestasi ,yang diselenggarakan di aula salah satu universitas di kota Wollongong, semua masakan ,dinyatakan Halal

Padahal jelas, warga Australia mayoritas statusnya beragama Kristen/Katolik dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaannya, bukan beragama Islam,yakni Hon Adrian Piccoli MP..Pada waktu itu, kami hadir disana, karena cucu kami Allan,adalah salah satu penerima penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

dokpri
dokpri

Morley Market Bersertifikat Halal

Morley Market yang berada dalam lingkungan yang sama dengan Conventry Vilage,merupakan salah satu pasar tradisional ala Australia. Walaupun kekurangannya adalah bahwa disini tidak ada tawar menawar,tetapi tetap ramai dikunjungi. Dan pengunjungnya sebagaian terbesar berasal dari Indonesia,Malaysia dan  Asia ,serta Timur Tengah. Alasannya adalah Pasar Tradisional ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh supermarket lainnya ,yakni:

  • cafe halal
  • toko daging halal
  • buka 24 jam sehari
  • harganya jauh lebih murah
  • buah dan sayuran fresh from the garden

Sehingga kendati lokasinya berada dipinggiran kota,tapi selalu ramai dikunjungi oleh pembeli,termasuk kami berdua,menjadi pengunjung tetap pasar ini. Bagi yang beragama islam,alasannya pasti karena adanya sertifikat HALAL ,sedangkan bagi yang lainnya,karena harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan supermarket.

dokpri
dokpri
Di Pasar Tradisional Vietnam,Juga Ada Sertifikat Halal

Kami diajak teman dari Indonesia ,untuk jalan kepasar Vietnam.Karena memang belum pernah kesini,maka tentu saja ajakan ini kami iyakan . Lokasinya lumayan jauh dari tempat kami tinggal,yakni sekitar 40 menit berkendaraan. Hampir sama dengan Morley Market,dari luar tampak tak ubahnya bagaikan gudang besar,tapi setelah menginjakkan kaki dipintu masuk,baru tampak seluruh ruangan penuh sesak dengan barang barang dagangan.Dan disalah satu sudut,terdapat tulisan yang mencolok :" Halal" ,yang dilengkapi dengan Sertifikat Halal.Tapi sejujurnya,saya tidak menanyakan,  Sertifikat Halal ini diterbitkan oleh siapa.

keterangan foto: bersama pak Rudy (Kompasianer) dan istri di Cafe Halal Panorama/dok,pribadi
keterangan foto: bersama pak Rudy (Kompasianer) dan istri di Cafe Halal Panorama/dok,pribadi

dokpri
dokpri
Tulisan ini,hanya sekedar gambaran,bagaimana hidup bertoleransi diterapkan di Australia,yang mayoritas penduduknya beragama Kristen dan Katholik. Hadirnya produk halal di negeri ini,tidak diikuti oleh demo ataupun protes dari warga. Cuma itu yang dapat saya tuliskan dari hasil rekam jejak produk halal di New South Wales dan Western Australia.Mengenai penilaian,biarlah pembaca yang menilainya masing masing.Saya memilih jalan aman,yakni menulis,posting dan tanpa komentar.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun