SIM Dicabut Plus Denda Berat Dan Lain Lainnya
Tahun tahun sebelumnya, "Breath Test" hanya sesekali dilakukan secara random oleh Polisi di Australia. Akan tetapi sejak meningkatnya kecelakaan lalu lintas dan berdasarkan data yang dikumpulkan pihak kepolisian, penyebab terbesar adalah setelah mengonsumsi alkohol, orang tetap mengemudikan kendaraannya. Walaupun tidak sungguh sungguh mabuk, akan tetapi pengaruh alkohol dan rasa kantuk yang ditimbulkannya, menyebabkan gerakan kaki pengemudi akan terlambat merespons satu atau dua detik.Â
Baca juga artikel saya sebelumnya di sini.
Sebagai informasi, di Free Way, rata rata kecepatan adalah 100 km perjam. Sehingga ketika otak memerintahkan kaki menginjak rem dan kaki terlambat merespons dua detik, sudah cukup peluang untuk terjadinya kecelakaan. Karena itu sejak tahun lalu,razia Breath Test, semakin gencar dilakukan, apalagi saat saat menjelang Natal dan Tahun Baru.Â
Bila dalam razia "Breath Test" atau test pernafasan, kedapatan ada pengemudi yang kadar alkohol dalam darahnya, melebihi ambang batas toleransi, maka Pengemudi akan diperintahkan turun Kunci kendaraannya diambil Polisi dan Pengemudinya diperintahkan naik kemobil Polisi untuk diperika di Kantor Polisi
Kemarin, saya mengemudikan kendaraan didampingi istri saya, menuju ke Victoria Park. Dari kejauhan, sudah tampak lampu merah kedap kedip di depan. Mengisyaratkan bahwa ada razia dari kepolisisan setempat. Maka saya mengurangi lajunya kecepatan kendaraan,serta antri dibelakang kendaran yang sedang di razia.Â
Persis giliran saya, yang memeriksa adalah seorang Polwan, yang dengan sopan meminta saya membuka kaca jendela dan memasukkan pipa plastik kedalam mulut, serta bernafas. Sementara bernafas,si Polwan mengatakan: "Keep going, keep going, dan selesai" Hanya butuh waktu sekitar 4 atau 5 detik. Kemudian ia menengok ke alat pengukurnya dan: "All good, thank you and have a nice day Sir"
Tapi saya belum bisa melanjutkan mengemudi,karena didepan saya,ada wanita yang diperintahkan turun dari kendaraannya dan kunci mobilnya diambil. Walaupun saya tidak mendengar apa yang mereka bicarakan,tapi hampir pasti, pengemudi kendaraan kedapatan mengemudi dengan kadar alkohol yang melampau ambang batas toleransi. Dan SIM nya dibatalkan ,serta selama satu tahun,bahkan ada yang lebih lama, tidak boleh mengemudikan kendaraan.Â
Bilamana sesudah masa hukumannya selesai dan sudah menyelesaikan denda, boleh ikut ujian lagi. Tapi  kalau lulus,dikendaraan harus menggunakan :"Interflock", yakni alat pendeteksi, apakah pengemudi, sesudah dijatuhi hukuman, masih juga mengemudi setelah mengonsumsi alkohol. Putri teman saya,sudah mengalaminya, makanya saya tahu ceritanya. Alat yang bernama :"Interflock" ini, tentu tidak gratis, tapi harus dibayar. Berapa harganya, saya tidak sempat menanyakan.
Saya pernah membaca, tentang seorang anggota parlemen di Queensland tahun lalu dikenakan denda $.750 atau sekitar 7,5 juta rupiah, serta dilarang mengemudikan kendaraan. Kesalahannya adalah mengemudikan kendaraan dalam kondisi darahnya, mengandung alkohol 0.0094 Walaupun didamping Pengacaranya, tetap saja hukuman tidak berubah. (sumber : www.australianplus.com)
Dalam masa Natal dan Tahun Baru, disamping semakin gencarnya Breath Test dan denda yang cukup berat, tidak hanya berlaku untuk pengemudi mabuk, tapi juga bagi pengemudi yang melanggar kecepatan maksimal atau rambu rambu lalu lintas lainnya, akan dilakukan :'double demerit poin" atau pemotongan nilai Driver Licence nya.Â
Saya sudah mengalaminya dua kali dan harus membayar denda 420 dolar atau senilai 4,5 juta rupiah, plus demerit point. Walaupun akhirnya,yang melunaskan denda saya adalah putra kami, tapi sebagai orang tua, sudah merupakan tegoran keras bagi diri saya. Sejak saat itu ,saya lebih berhati hati ketika mengemudikan kendaraan.
Dan kalau lari,akan dikejar sampai dapat ,serta akan diperlakukan  sebagai seorang penjahat, yakni diborgol dan dinaikan kekendaraan Polisi. Jadi kalau sudah terlanjur salah, sebaiknya berhenti dan bayar denda.. jangan pernah coba melarikan diri, karena belum pernah ada orang yang bisa lolos dari kejaran polisi disini. Kemanapun bersembunyi, maka tetangga yang akan melaporkan kepada pihak kepolisian, karena disini, setiap warga adalah informan polisi.!
Tjiptadinata Effendi