Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mau Mencari Ketenangan Batin, Apa yang Harus Dilakukan?

3 Desember 2017   22:43 Diperbarui: 3 Desember 2017   22:51 2606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depositphotos.com

Atau Kemana Kita Harus Pergi?

Setiap orang dalam hidupnya,pasti sudah pernah merasakan kegalauan dalam hati dalam perjalanan hidupnya Entah karena disebabkan oleh faktor eksternal ,atau mungkin juga justru penyebabnya ada dalam diri kita Dan tidak tertutup kemungkinan,gabungan antara kedua faktor tersebut. Suasana hati yang tidak enak,ditambah dengan suntikan kata kata atau bahasa tubuh dari orang lain,yang dianggap melukai hati.Mungkin hanya perasaan kita saja ,tapi boleh jadi memang benar benar kita sudah disakiti lahir batin,Maka komplitlah sudah alasan,batin kita menjadi risau.Hal ini berpotensi menyebabkan kita menjadi uring uringan sepanjang hari.

Kalau sudah kejadian seperti ini,kemana kita harus pergi untuk mencari ketenangan batin? Mungkin berolah raga,main game atau minum secangkir kopi bersama teman teman. Untuk sesaaat,mungkin kita bisa melupakan masalah yang lagi membebani batin.Tetapi ketika kembali kerumah,pikiran dan hati kembali menjadi suntuk.Sepanjang malam,bolak balik ,mata tidak dapat dipejamkan.Pikiran kita melayang dan hinggap pada kejadian yang menyakiti kita.Seakan film documenter yang diputar ulang dalam hati dan pikiran. Semakin berusaha untuk melupakannya,semakin pikiran tersebut melekat pekat dalam alam pikiran kita.

Mencari Pelarian Dengan Minum Alkohol

Tidak tahan hidup dalam tekanan batin,berpotensi menyebabkan orang lari ke minuman keras.Minum  hingga mabuk dan melupakan semuanya. Kemudian terkapar tidur karena mabuk.Namun keesokan harinya,ketika sudah sadar,ternyata masalah tidak serta merta hilang begitu saja. Maka bilamana orang tidak mampu menahan diri,akhirnya menjadi ketergantungan dengan minuman keras yang memabukkan .

Jalan yang dipilih ,jelas sangat keliru.Karena minuman keras dan mabuk mabukan,hanyalah pelarian sementara.Namun  masalahnya sendiri,tidak akan berubah,bahkan semakin memburuk ,seiring dengan kondisi kita yang sudah tidak mampu lagi berpikiran jernih.

Mengapa Saya Menceritakannya?

Karena saya sudah melakoni jalan yang salah tersebut,akibat tidak mampu menahan secara bertubi tubi,ditipu oleh orang orang yang sangat saya percayai .Akibatnya,pencernaan saya mengalami perdarahan dan hampir saja game over.

Belajar dari kegagalan dan kesalahan orang lain,tidak kurang pentingnya dengan belajar dari kesuksesan orang . Agar kita jangan sampai mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh orang lain,sehingga tidak perlu membayar uang sekolah yang teramat mahal,seperti yang secara pribadi sudah saya alami.

Hindari Menghukum Diri Secara Berlebihan

Setiap kali kita berbuat suatu kesalahan,pasti akan merasa menyesal  dan berusaha untuk memperbaikinya.Namun menghukum diri secara berlebihan,tidak akan menyelesaikan masalah.Sebaliknya  akan semakin memperburuk keadaan. Karena  kegalauan hati dan kerisauan jiwa,tidak dapat diselesaikan dengan mabuk mabukan   ataupun lari ketempat yang jauh.Jalan terbaik adalah menghadapinya dengan tabah dan berusaha memperbaiki  kesalahan yang kita lakukan. Hindari diri menjadi manusia munafik,yang menimpakan kesalahan kepada orang lain ,serta hindari juga menghukum diri secara berlebihan

Tulisan ini,sama sekali bukan menggurui siapapun,hanya sekedar bercerita tentang kesalahan yang pernah saya lakukan dan hampir merenggut hidup saya.Semoga ada manfaatnya

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun