Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ujian Kesetiaan dalam Rumah Tangga

1 Desember 2017   06:35 Diperbarui: 10 Juni 2020   13:39 2275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Deposit Photos

Ujian Kesetiaan Bukan Ketika Hidup Melarat, tetapi Justru Ketika Berada di Puncak Kesuksesan

***

Aku Akan Mencintai Engkau Dalam Suka dan Dalam Duka

Kalimat sakral yang diucapkan dalam janji pernikahan,terdengar sangat indah dan menawan hati. Pada awal-awal perjalanan hidup berkeluarga,semuanya berjalan lancar dan aman. Hari-hari berjalan bagaikan sedang berada di Taman Firdaus. Namun, ujian kesetiaan datang justru ketika kita berada di puncak kesuksesan,

Suatu waktu, masa-masa berbulan madu akan  berlalu Dan kita,bagaikan terjaga dari mimpi mimpi indah dan   dihadapkan pada kenyataan ,bahwa perjalanan hidup tidak seindah dalam kisah kisah sintron. Melainkan harus menempuh jalan mendaki dan curam,licin dan terjal.Belum lagi teriknya  sinar mentari  yang membakar atau hujan badai kehidupan bagaikan tak kunjung berlalu dalam hidup kita.Disaat saat seperti inilah kita diuji.

Dan ujian tersebut bukan selesai dalam sehari,seminggu ataupun setahun.Boleh jadi butuh waktu bertahun tahun untuk menyelesaikannya .Membuktikan,bahwa memang kita mampu lulus seleksi alam,sebagai pasangan hidup yang mencintai  

Tidak Semua Orang Lulus Dalam Seleksi Pertama

Ternyata tidak semua orang mampu bertahan dan lulus dalam seleksi ujian hidup tahap pertama.Cukup banyak yang gugur dan tidak mampu melewati hari-hari yang penuh debu,keringat dan cucuran air mata.Biasanya yang paling banyak berpaling dan meninggalkan pasangan hidupnya,ketika berada dalam duka dan malang adalah wanita. Bisa jadi ,karena masih muda dan cantik, masih ada pria lain,yang hidupnya sudah mapan,mau menerimanya.Maka janji pernikahan ,bahwa akan setia dalam suka dan dalam duka, sudah dirobek robek dan dimasukkan kedalam tong sampah.

Seleksi Kedua Adalah Ketika Hidup Dalam Kesuksesan

Kalau ketika hidup dirundung duka dan malang,yang biasanya tidak mampu mempertahankan kehidupan berumah tangga  dan rapuh akan godaan madalah wanita,maka berbalik arah,ketika hidup bergelimang harta dan sukses. Setelah menjalani hidup bernafas dalam lumpur dan merangkak untuk mempertahankan kelangsungan hidup,suatu waktu hasil dari kerja keras dan doa,nasib berubah bagaikan siang dan malam. 

Dimana uang begitu mudah diperoleh. Rumah yang dulunya gubuk ,kini sudah berganti menjadi rumah permanent dan dilengkapi dengan mobil baru.Pada babak penyisihan kedua ini,justru yang lebih mudah tergoda adalah kaum pria. Karena uang banyak dan dikelilingi oleh wanita wanita cantik,seringkali lupa akan janji pernikahannya. Laki laki lebih mudah mempertahankan kesetiaannya,ketika hidup dalam derita,tapi sangat rapuh,bila hidupnya berada dipuncak kesuksesan.

Wanita Yang Akan Mendampingi di Saat Kita Sudah Rapuh Adalah Istri Kita

Kami berdua adalah pasangan gaek,yang sama sama menginjakkan kaki,ke usia tiga perempat abad, Tapi cinta kami tidak pernah ikut menua. Malam tadi,istri saya membisikan sesuatu di telinga saya,sebuah kalimat yang meneduhkan jiwa saya,yakni :"Inilah satu satunya laki laki  yang Saya cintai dalam hidup ini,Sejak dulu ,kini dan selamanya"

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun