Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghargai Jasa Para Pahlawan Lewat Kunjungan

10 November 2017   08:21 Diperbarui: 10 November 2017   17:07 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catatan: seluruh gambar adalah dokumentasi pribadi


Dengan Mengujungi Tempat Tempat Bersejarah

Ada pribahasa dalam bahasa Inggeris ,yang mengatakan :" A picture can tell morethan thousand words can do " .Sebuah gambar dapat bercerita jauh lebih banyak ,dibandingkan apa yang dapat diceritakan melalui kata kata.
Karena itu,saya mencoba menghimpun, seluruh gambar gambar tempat bersejarah ,yang pernah dikunjungi,sebagai rasa hormat saya terhadap jasa para pahlawan kita yang telah membasuh kemerdekaan dengan darah mereka.
Karena dilahirkan dan dibesarkan di kota Padang,sejak dari zaman Dai Nippon,maka tentu saya akan mulai menampilkan gambar gambar dari tempat bersejarah,yang ada hubungannya dengan kemerdekaan negeri tercinta ini.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Tugu Pahlawan Tak Dikenal

Membaca prasasti yang tampak menua dimakan jaman, namun kalimat yang terpahat dissana masih dapat terbaca deengan jelas:

  • 5 Maret 1950
  • Perjuangan Padang dan sekitarnya
  • Achirnya Pinang pulang ketampuknya
  • Dirajakan dengan perasaan gembira
  • Akan djadi peringatan bangsa Negara Republik Indonesia ,idaman sutji
  • Genggam teguh tetap abadi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Lobang Japang (Lubang Jepang)

Setiap kali mendengarkan kata :" Lubang Jepang",hampir dipastikan akan membawa alam pikiran kita terhadap sesuatu yang mengerikan.Karena kisah kisah horror ,tentang kekejaman tentara Jepang dalam memperlakukan para romusha atau pekerja rodi,untuk membangun bunker bunker guna keperluan pertahanan tentara dai Nippon ini.Yang kendati terjadi sudah sejak lebih dari setengah abad lalu, namun bayangan ngeri tentang tragedi kemanusiaan, tetap saja masih terasa perih dihati.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Menurut sejarahnya dibangun pada tahun 1942 Disamping itu Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m .

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Berkunjung dilorong sempit dan gelap ini,tentu bukan untuk mendapatkan rasa horor yang mendebarkan,serta membuat bulu kuduk berdiri. Lebih daripada itu,adalah  mengingatkan kita ,bahwa kemerdekaan yang kita nikmati saat ini,sama sekali bukan hadiah dari penjajah,melainkan hasil  pengorbanan para pendahulu kita. Mereka mati, agar kita bisa merasakan hidup dalam alam kemerdekaan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Jembatan Ratapan Ibu

Generasi muda Indonesia perlu tahu,bahwa  walaupun kemerdekaan Indonesia sudah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus,tahun 1945 oleh Sukarno -Hatta,bukan berarti perjuangan sudah selesai..Salah satu buktinya adalah saksi bisu ,nisan masal di kota kecil Payakumbuh,seperti yang dapat dibaca pada gambar terposting

  • Disini pada tahun 1949 -
  • gugur para pemuda pejuang
  • demi pembebasan negeri ini.-
  • merdeka dari belenggu penjajah-
  • ratapan ibu mengiringi kepergiannya
  • 1945 Indonesia Merdeka, Tapi 1949  Pemuda Payakumbuh Masih Tumpahkan Darah

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Bung Hatta

Bung Hatta. Pria kelahiran Bukittingggi, yang dalam perjalanan hidupnya, bersama sama dengan Bung Karno memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Bung Karno menjadi seorang presiden dari 1945 sampai 1967, sedangkan Bung Hatta menjadi wakil presiden sejak 1945 sampai 1956.

dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
Bung Hatta dilahirkan pada tanggal 12 Agustus tahun 1902 di Bukittinggi, Sumatera Barat dan meninggal di Jakarta pada 14 Maret 1980 dalam usia 77 tahun.

dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
Bung Karno

Kunjungan ini, bagi kami merupakan kunjungan bersejarah dalam hidup kami Melengkapi kunjungan kebeberapa tempat bersejarah dan termasuk ke rumah Bung Karno di Bengkulu dan tempat di mana Bung Karno pernah dipernjarakan.Berada didekat benda benda dimana Bung Karno pernah hidup,sungguh membuat diri saya merinding.Padahal berjalan sendirian di tengah malam diperkuburan saya tidak merinding. Kata kata yang diucapkan :" Aku titip negeri ini padamu!" Selalu bergema dalam hati dan jiwa saya,walaupun saya sudah tinggal di Australia. 

dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
Berziarah ke Makam Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien yang nama aslinya tertulis :" Tjoet Nya' Dhien,lahir di Lampadang,Kerajaan Aceh,pada tahun 1848. Dalam perjalanan hidupnya ,bersama suaminya Teuku Umar, ia berjuang melawan Belanda.

dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
Namun, Teuku Umar gugur saat menyerang Meulaboh . sehingga ia berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Cut Nyak Dien saat itu sudah tua dan menderita berbagai penyakit.,namun semangatnya untuk melawan penjajahan tak kunjung padam. Tapi karena pasukan kecilnya tak berdaya terhadap pasukan Belanda, akhirnya Cut Nyak Dhien ,ditangkap Kemudian di buang oleh Belanda. Cut Nyak Dhien,diangkut dengan kapal laut dan sempat di bawa ke Jakarta ,yang pada waktu itu masih bernama Batavia.Kemudian diasingkan di Sumedang. Sempat menjadi guru mengaji disini ,namun kondisi kesehatan yang sudah terlanjur parah,menyebabkan pahlawan wanita ini tidak mampu bertahan dan meninggal dunia.

dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
Pada tanggal 6 November, 1908 . Dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.Namun sejak saat itu ,tak seorangpun tahu.,bahwa Cut Nyak Dhien ,dimakamkan disana. Baru pada tahun 1959 ,yakni 51 tahun kemudian, atas inisiatif gubernur Aceh pada waktu itu, diperoleh data data resmi dari Belanda ,Sejak saat itu makam Cut Nyak Dhien, di renovasi ..

Tidak banyak orang Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk menengok dan memotret langsung lokasi bersejarah,dari para pahlawan ,yang telah gugur demi menghadiahkan kemerdekaan kepada kita. Kami bersyukur dapat memperoleh kesempatan tersebut.

Catatan:

Seluruh konten tulisan saya dapatkan dari Pemandu wisata dan petugas di lokasi bersejarah.Seperti Pemandu Wisata di Lobang Jepang : Robby/petugas di rumah Bung Hatta - Mbak Dessy / Petugas di Makam Cut Nya Dhien - Gilang dan Petugas di tempat bersejarah di Bengkulu,para petugas yang saya lupa namanya .Sehingga dalam tuilisan ini,saya tidak menuliskan referensi dari mana,karena semua foto foto adalah dokumentasi pribadti Tjiptadinata Effendi

SELAMAT HARI PAHLAWAN ! Semoga darah yang ditumpahkan untuk membasuh kemerdekaan,jangan sampai dinodai!

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun