Keselamatan Keluarga Bukan Urusan Dokter tapi Tugas Kita
Banyak orang berpikir bahwa urusan kesehatan dan keselamatan diri,maupun anggota keluarga adalah urusan dokter.Padahal tugas dokter adalah merawat orang sakit,bukan mengurusi keluarga kita. Seluruh anggota keluarga saling menjaga ,seandainya sesuatu terjadi.Tanpa harus mengikuti kursus kesehatan atau kursus P3K.
Pengalamaan Pribadi
Setelah tergelincir ditangga pesawat dan dirawat inap selama sebulan di Wollongong Public hospital,tahun berikutnya saya kembali tergelincir dan terjatuh.Tapi bukan ditangga pesawat,melainkan ditangga rumah .Akibat terburu buru menuruni anak tangga dan lupa bahwa barusan dipel dan belum kering.Kalau dulu yang terbentur adalah tulang rusuk,maka kali ini yang dapat bagian adalah kepala saya. Mencoba duduk tapi semuanya seakan berputar.istri saya langsung berlari dan memanggil putri kami. Saya dibantu untuk berdiri,tapi pandangan mata gelap, Saya minta dibiarkan duduk sesaat ,untuk menenangkan diri.
Putri kami memaksa saya harus ke Medical Centre,karena jaraknya paling dekat dengan kediaman kami.Dengan mata masih tertutup,saya dibantu untuk turun tangga dan naik ke mobil. Terus dibawa ke dokter.Disana sudah banyak pasien menunggu,tapi menengok kondisi saya yang cukup parah,maka saya diprioritaskan dan bisa langsung masuk.
Pemeriksaan Awal
Pertama tensi saya diukur dan memeriksa mata saya. Kemudian dokter minta agar saya menjulurkan lidah sepanjang mungkin. Mengangkat kedua belah tangan keatas.Mengangkat jari tangannya dan menyuruh saya menghitung. Rasanya sih aneh,koq diperlakukan kayak anak kecil? Tapi sebagai pasien tentu saya harus patuh,apa perintah dokter. Kemudian ditanyai ,dimana lahir dan tanggal  berapa? Saya semakin heran,karena di kartu Medicare Card saya sudah tercantum,nama dan tanggal lahir. Terakhir ,saya disuruh tersenyum. Lho orang lagi sakit ,koq disuruh tersenyum,emangnya mau meledekin ?
Setelah ritual pemeriksaan yang saya rasa rada rada nyentrik selesai,dokter mengatakan :"All good.You are not in danger' " .Kemudian menjelaskan panjang lebar kepada putri kami. Dalam kondisi tidak nyaman,ditambah pengetahuan bahasa Inggeris saya yang compang camping,saya sungguh tidak dapat menangkap makna pembicaraan dokter dengan putri kami.
Baru setelah dijelaskan saya memahami. "Pa,kata dokter papa aman. Kalau salah satu dari yang disuruh dokter tadi tidak bisa  papa lakukan dengan baik,maka papa harus tinggal dirumah sakit,karena ada tanda tanda kena serangan stroke. Misalnya,kalau tidak bisa mengangkat kedua belah tangan keatas,atau ketika menjulurkan lidah,ternyata mencong atau ketika disuruh tersenyum,sebelah wajah tertarik,maka kemungkinan besar terkena serangan stroke.Syukurlah semuanya baik" kata putri kami menjelaskan
Tentu saja saya bersyukur dan yakin istri dan puteri kami juga bersyukur,saya selamat.Saya dirujuk ke bagian radiologie ,di rontgen ,MRI dan CT scan.yang berada digedung yang sama. Hasil pemeriksaan,saya dinyatakan boleh pulang., Dokter mengatakan,bahwa tindakan istri dan putri kami membawa saya secepatnya adalah tindakan yang sangat tepat. Karena golden priode bila pasien mendapatkan serangan stroke,adalah tiga jam pertama.Bila terlambat,maka sangat kecil kemungkinan akan dapat pulih lagi.
Walaupun sudah dua tahun berlalu,tapi bila ketemu teman teman,selalu saya ulangi saran dari dokter,yakni  bilamana ada anggota keluarga yang terjatuh dan terkena bagian kepalanya,maka jangan diabaikan atau dianggap sepele,walaupun tidak ada perdarahan.Karena yang lebih berbahaya ,justru adalah perdarahan didalam otak.
Untuk mempermudah mengingatnya ,maka dapat dibuaf  catatan  tersendiri.Yakni yang sakit diminta
- menjulurkan lidahnya
- mengangkat kedua belah tangan keatas
- tersenyum
- berbicara beberapa patah kata
- menghitung jari tangan yang diangkat
Bilamana salah satu dari antaranya tidak dapat dilakukan dengan baik,maka harus secepatnya dibawa kedokter.Tinggalkanlah semua kepentingan lainnya,karena hal ini menyangkut nyawa anggota keluarga kita. Salah seorang teman baik kami,diusia 51 tahun jatuh dikamar mandi,namun sangat terlambat dibawa oleh suaminya kedokter,karena mengira istrinya cuma mau minta perhatian saja,Baru sore hari,setelah mengetahui istrinya tidak dapat berbicara dan tidak dapat menggerakkan tangan,baru dbawa kedokter.Tapi kata dokter ,sudah delapan jam berlalu sejak kejadian,masa golden priode sudah terlampaui. Walaupun akhirnya dirawat dirumah sakit,namun tidak pernah pulih lagi,hingga kini.
Semoga tulisan kecil ini ada manfaatnya bagi orang  banyak,agar jangan sampai kejadian pada anggota keluarga kita. Karena menyesal kemudian sudah terlambat.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H