Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenangan Indah bersama Kompasiana

22 Oktober 2017   18:33 Diperbarui: 23 Oktober 2017   11:07 2358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Hadir Pertama Kali di Acara Akbar Kompasianival Tahun 2013

Kali pertama kami mengkhususkan diri untuk pulang ke Indonesia guna menghadiri acara Kompasianival pada tahun 2013. Bertemu dengan banyak teman-teman yang selama ini hanya berjumpa lewat saling komentar di tulisan masing-masing. Disinilah saya menyadari bahwa saya sungguh-sungguh tidak salah memilih bergabung di Kompasiana ini. Karena disamping mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu, sekaligus menjalin hubungan pertemanan dengan ratusan teman-teman.

Bukan hanya saya dan istri yang memerlukan datang jauh-jauh dari Australia, tapi ada banyak teman-teman lain yang juga menceritakan betapa untuk hadir di acara Kompasianival ada yang sampai mengikhlaskan gaji sebulan ludas. Mengapa saya dan teman-teman lainnya, mau mati-matian agar bisa dapat hadir di Kompasianival? Karena merupakan kesempatan emas, bisa bertemu dengan banyak teman-teman lama dan sekaligus menjalin hubungan persahabatan dengan yang lainnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Tidak Ada Sekat Suku, Budaya dan Perbedaan Apapun

Disini secara nyata ke Bhinneka Tunggal Ika dapat dirasakan secara nyata. Dalam segala keberagaman dan perbedaan, dimulai dari perbedaan daerah asal, beda latar belakang sosial dan termasuk perbedaan budaya dan agama, semuanya larut dalam kebersamaan. Hidup damai dalam keberagaman atau Bhinneka Tunggal Ika, sudah terbukti berlangsung secara alami, tanpa paksaan siapapun. Tak serorangpun yang membicarakan masalah perbedaan budaya, agama dan latar belakang kehidupan. Semuanya seakan melebur dalam rasa suka cita sebagai sesama Kompasianers.

Foto: Kompasiana.com
Foto: Kompasiana.com
Mendapatkan Penghargaan sebagai "Kompasianer of the Year 2014"

Pada waktu acara Kompasianival tahun 2014 ,kami kembali mengkhususkan diri untuk datang. Ketika nama saya disebutkan sebagai Kompasianer of the Year 2014, disamping istri saya, semua teman-teman Kompasianers yang berada disekeliling memeluk saya dengan penuh haru dan sukacita. Bahkan saya menyaksikan sendiri, banyak mata yang basah karena haru dan ikut bahagia. Suatu hal yang tak terlukiskan dan tak dapat dinilai dengan materi. Tak ada kepura-puraan dalam berinteraksi antar sesama Kompasianers. Sangat patut di apresiasi dan disyukuri. Persahabatan dan rasa kebersamaan telah merobohkan dinding dan sekat sekat pembatas, sehingga seluruh yang hadir, terdiri dari berbagai lapisan masyarakat membaur dan melebur jadi satu dalam kemeriahan dan kegembiraan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Duduk Lesehan Makan Nasi Kotak Bersama

Tak tampak satupun dari Kompasianer yang menciptakan "kelas-kelas" ekslusif. Kita semuanya makan nasi kotak, duduk dimana saja ada tempat sambil bercanda dan berbagi kisah-kisah hidup. Sebuah iklim perubahan yang mungkin bisa dicontoh oleh organisasi lainnya, yakni kebersamaan dalam keberagaman.

Kompasianival Tahun 2015 Diajak Ke Istana
Ketika Panitia mengambil absen nama-nama yang akan ikut ke Istana ternyata nama kami keduanya tidak ada di sana. Kami sampaikan kepada Mas Isjet dan Pak Pepih Nugraha pada waktu itu. Jawaban yang kami terima dari keduanya adalah "tidak mungkin, pasti ada " Tapi setelah diperiksa di dafar nama,memang tidak ada nama kami. Karena itu kami sampaikan kepada Mas isjet kalau memang nama kami berdua tidak masuk dalam daftar undangan, tidak menjadi masalah.Tapi pada saat keberangkatan bus,ternyata nama kami berdua dipanggil untuk ikut naik bis menuju ke istana.

Berada di Istana
Sesaat sebelum Jokowi memasuki ruangan, tiba-tiba saya diminta untuk berdiri dan mengambil tempat di meja utama, di mana Presiden RI akan duduk. Untuk sesaat saya tertegun. Tapi kembali nama saya dipanggil ulang, maka saya berdiri dan berjalan menuju ke meja utama. Disana sudah tampak duduk Pak Widi dan Pak Teten, Petinggi Kompas Media dan satu lagi COO Kompas.com . Diantaranya ada mbak Christie Darmayanti yang duduk dikursi roda. Ada dua kursi kosong. Dan saya melirik kemeja makan, ada kertas kecil dengan logo Garuda dan saya baca di meja ada tulisan: Presiden R.I dan satu lagi " Perwakilan Kompasianer."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun