Sementara Pak Sugiono dan istri duduk dibangku belakang kami. Sambil berjalan, kami mengobrol, tentang topik apa saja,selain dari politik. Tiba tiba bu Sugiono berteriak : "Astagafirullah... ada Baby Bunting, koq di iklankan? " sambil jari tangannya menunjuk kearah sebuah toko besar disisi jalan.
Saya jelaskan kepada pak Sugiono dan istrinya ,bahwa  yang dimaksudkan adalah toko kelengkapan alat alat kebutuhan bayi.Dari mulai popok bayi, buaian, tempat tidur, hingga bantal,yang semuanya khusus untuk keperluan bayi.
Jadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan kata (maaf) "bunting" dalam bahasa Indonesia yang artinya hamil dan biasanya ditujukan untuk hewan. "Aduh, jadi malu nih pak bu. Maklum orang kampung baru sekali keluar negeri." kata bu Sugiono
Tapi saya jawab,bahwa hal tersebut bisa terjadi pada siapapun,bahkan ada yang sudah tinggal lama di Australia, masih saja kaget membaca nama merk toko tersebut. Nah,ini hanya sekedar beberapa contoh saja, yang menunjukkan bahwa penggunaan kata ataupun kalimat tidak tepat sasarannya,berpotensi menciptakan hal hal yang tidak diinginkan.
Pesan Moral Yang Tersirat
Kata kata yang dalam komunitas kita,bisa jadi adalah sangat biasa dan tidak mengadung makna lainnya.Tapi bisa jadi dalam komunitas lainnya, artinya adalah sangat jorok, bahkan merupakan sebuah kata makian. Kalau kita sudah mengetahuinya,maka selanjutnya semakin mawas diri,dalam berbicara.
Jalan terbaik, untuk menghindari timbulnya reaksi kemarahan dan rasa sakit hati pada orang lain, maka alangkah bijaknya bilamana kita menggunakan bahasa secara arif dan bijaksana.
Jangan lupa pribahasa lama mengatakan: "Orang jatuh tersandung, bukan lantaran batu besar, tapi oleh kerikil kecil yang tampak sepele" dan yang bisa tumbang, bukan hanya anak kecil atau orang tua,melainkan siapa saja.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H