Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perlu Memahami Sebelum Menjatuhkan Vonis

5 Oktober 2017   21:13 Diperbarui: 5 Oktober 2017   22:20 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: carolinewriters.com

Namun malam itu, Johny mendapatkan telpon, bahwa putri dan anak satu satunya, tidak tertolong lagi .Dan menghembuskan nafas disalah satu rumah sakit .Bahkan sambil menangis istrinya mengatakan ,bahwa disaat sedang sekarat,putrinya menyebut nyebut papanya.

Penyesalan Yang Datang Setelah Terlambat

Karena sudah tengah malam dan tidak ada lagi jadwal pesawat ke Indonesia,maka baru keesokan harinya,Tony kembali dengan menumpang pesawat pada penerbangan pertama.Saya hanya menjadi pendengar yang baik dan tidak tega menanyakan ,apa yang terjadi ketika ia kembali kerumahnya.Tak terbayangkan betapa hancurnya hati pasangan ini,karena putri dan anak satu satunya, meninggalkan mereka selama lamanya ,dalam usia yang masih muda Meratapi yang sudah terjadi ,tidak akan mengubah apapun,, begitu juga dengan putrinya yang sudah dipanggil Tuhan,tetap saja harus dimakamkan pagi itu.Istrinya tidak dapat memaafkannya dan mereka berpisah sejak itu.

"Kata istri saya, Tuhan mungkin akan mengampuni papa, tapi saya tidak!" kata Johny menutup kisah hidupnya dan mendekap wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang kentara ,dalam kondisi trebor.Saya hanya bisa terpana.Biasanya saya cukup berpengalaman dalam memotivasi orang.dalam berbagai masalah.

Kali ini tenggorokan saya seakan terkancing.Tony  mengakui ,bahwa ia terbius oleh kesukssan diri sebagai pembicara,hingga melupakan ,bahwa keluarga adalah prioritas utama. Ia sudah berbagi waktu untuk orang lain ,namun justru disaat saat putri dan istrinya membutuhkan dirinya,malah ia tidak punya waktu untuk kembali.Kini waktunya ada sepanjang hari,tapi tidak ada lagi yang membutuhkan dirinya,karena sudah trebor dan berbicara saja sudah tidak jelas lagi.

Sebuah pelajaran teramat pahit bagi Tony . Dan semoga kita semua dapat memetik hikmahnya, untuk membagi waktu secara arif dan bijak
Catatan: Nah,apakah saya akan tega menyertakan gambar Tony sahabat saya dalam artikel ini? Atau mungkin menyebutkan alamatnya ? Tentu saja ada pertimbangan kemanusiaan,sehingga terkadang tidak mungkin bagi kita untuk secara serampangan mempublikasikan gambar orang yang sedang berduka.Bahwa akan ada yang berpendapat, bahwa tulisan kita cuma fiksi atau hasil imaginasi,tidak menjadi masalah,karena tidak mungkin bagi kita ,untuk memaksa orang percaya tentang kebenaran konten tulisan kita

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun