Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Beli Tunai atau Cicilan?

29 September 2017   08:12 Diperbarui: 29 September 2017   08:44 1703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beli Rumah Bayar Tunai Atau Cicilan ,Tergantung Kondisi

Hal yang menjadi topik bahasan ,selain dari "perang bintang" antar para Jenderal,yang saya tidak berani ikutan membahasnya,ada topik lain yang menyangkut kelangsungan hidup ,yakni memiliki rumah mandiri. Persoalannya :"Beli tunai atau Cicilan?" .Ada yang berpendapat :" Kalau bisa beli tunai,mengapa harus nyicil ?"

Pertanyaannya sangat sederhana,tapi jawabannya memerlukan perhitungan cermat dan tepat. Karena setiap keputusan,selalu ada resiko yang menyertainya, Salah membajak sawah,rusak padi semusim,tapi salah mengambil keputusan,bisa jadi penyesalan seumur hidup. Karena itu perlu ada pertimbangan yang matang,sebelum melangkah mengambil keputusan. Memutuskan sesuatu dengan terburu buru,biasanya akan menghasilkan penyesalan yang berkepanjangan.

Ada Dua Bahan Pertimbangan

Kalau  kita memiliki dana yang cukup untuk membeli sebuah rumah dan kita bukan pengusaha atau uang tersebut hanya disimpan dibank,maka jalan terbaik adalah membayar secara tunai. Karena bilamana uang ada ditangan ,biasanya ada saja kejadian yang membuat kita terpaksa menggunakan uang yang disimpan.

Misalnya menikahkan anak atau ada saudara yang sangat butuh dan minjam uang ,sehingga akhirnya uang sudah tidak utuh lagi. Maka jalan terbaik adalah pada kesempatan pertama,memanfaatkan uang simpanan kita dengan membeli rumah secara tunai .Dengan memiliki rumah sendiri,maka kita sekeluarga sudah memiliki tempat berteduh seumur hidup.Tidak lagi harus numpang dirumah mertua atau kontrakan sana sini.

Tetapi bilamana uang tersebut dapat digunakan sebagai "Cash Flow" dan  mendatangkan penghasilan setiap bulan,maka tentunya lebih baik membeli rumah dengan jalan cicilan.'Sehingga "memaksa " kita untuk menabung dan berhemat setiap bulan,untuk dapat membayar cicilan rumah. Hasilnya ,kelak cicilan rumah lunas dan kita masih memiliki modal untuk melanjutkan usaha ,guna mendapatkan penghasilan menutupi kebutuhan hidup.

Pengalaman Pribadi

Ketika masih pengusaha,maka kami mencicil satu unit apartement di kemayoran,yakni di Mediteranian Langoon Apartement ,dalam jangka waktu 3 tahun.Begitu lunas,maka kami mulai mencicil sebuah apartement yang lebih kecil ,masih di Kemayoran,yakni di Mediterania Boulevard Apartement. Akhirnya keduanya lunas.

Namun belakangan karena anak anak sudah memiliki rumah masing masing,maka salah satunya kami jual .Dibeli seharga 600 juta dan dijual dengan harga 1.1 Miliar.Lumayan ada kelebihannya. Dari uang penjualan satu unit ini,kami jadikan usaha untuk mendapatkan passive income setiap bulannya.Sehingga walaupun tidak lagi bekerja secara aktif dikantor,tapi setiap bulan masih tetap ada masukan,walaupun tentu tidak seperti masih aktif sebagai pengusaha.

Semoga tulisan kecil ini ada manfaatnya,untuk dijadikan pertimbangan. Daripada uang simpanan akhirnya tercerai berai entah dipinjamkan sana sini,maka jalan terbaik adalah menggunakannya untuk membeli rumah secara tunai.Tetapi bilamana uang tersebut dapat dikaryakan dan yakin aman serta menghasilkan,maka pilihan terbaik adalah membeli dengan cicilan.Bagil yang belum memiliki tabungan yang memadai,maka tentu jalan mencicil adalah yang terbaik. Karena kita dipaksa untuk berhemat dan menabung,hingga rumah cicilan lunas dibayar.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun