1 Milliar Di Indonesia  Bisa Beli Rumah,Di  Australia Untuk Beli Gubukpun Belum Cukup
Kalau di Indonesia, sudah punya kendaraan pribadi,sudah dianggap hidupnya sudah mapan. Tapi disini, tukang potong rumputpun punya kendaraan pribadi. Malahan Cleaning Service yang biasa mengepel lantai rumah dan toilet dirumah kami kendaraannya jauh lebih bagus dari kendaraan yang saya miliki. Kalau di Indonesia punya rumah RSS dianggap kelas bawah karena rumah tipe 21 atau 36 bisa dibeli dengan harga 200 jutaan. Tapi beda negeri beda budaya dan beda kondisi.
Berapa Harga Rumah Di Australia?
Seperti halnya di Indonesia, harga rumah sangat tergantung pada luas tanahnya, besarnya bangunan dan kondisi konstruksinya. Tapi rata-rata rumah sederhana disini yang boleh dikatakan rumah "orang kebanyakan" bernilaisekitar 500 ribu dolar atau setara dengan 5 miliar rupiah. Sementara rumah yang dianggap rumah murah atau rumah orang pensiunan,paling murah 250 ribu dolar atau senilai 2,5 miliar. Kalau rumah Caravan yang merupakan rumah gubuk, harganya paling murah 150 ribu dolar atau 1,5 milliar rupiah.
Gaji Seminggu Sudah Dapat Beli Kendaraan
Disini kendaraan bukan barang mewah.Gaji seminggu Tukang Batu atau Tukang Las,sudah dapat beli kendaraan bekas.Karena  gaji tukang rata rata seminggu 1.500 dolar atau 15 juta rupiah. Kendaraan manual tahun 2000 bisa dibeli dengan sangat mudah seharga 1.500 dolar dalam keadaan masih layak jalan dan registrasinya masih berlaku.
Punya Rumah Baru Dianggap Hidupnya Lumayan. Kalau sudah mempunyai rumah sendiri,baru dianggap kehidupannya lumayan. Kepemilikan rumah dengan jalan mencicil,hanya untuk yang bekerja tetap dan masih berusia muda.Bisa dalam jangka 30 tahun.
Semoga tulisan kecil ini ada manfaatnya,sebagai masukan bagi orang banyak,bahwa kendaraan bukanlah ukuran mapan tidaknya seseorang,karena rumah merupakan kebutuhan utama dan pokok. Tidak ada kendaraan bisa naik angkutan umum ,tapi kalau tidak punya rumah,mau kemana?
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H