Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bila Dihadapkan pada Situasi "Take It or Leave It", Siapkah Kita?

12 September 2017   20:39 Diperbarui: 13 September 2017   08:44 3889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depositphotos.com

Ketika Dihadapkan Pada Situasi : "Take it or leave it", Siapkah Kita Mengambil Keputusan?

Take it or leave it! Mungkin kita semuanya sudah pernah mendengar atau membaca kalimat singkat yang serasa menusuk :"Ambil atau tinggalkan!". Inilah hidup, yang tidak selalu berwajah manis dan lembut. Terkadang keras ,tajam dan menusuk. Tidak jarang kita dihadapkan pada pilihan:" Ambil atau anda takkan pernah mendapatkan kesempatan lagi!"

Disaat saat seperti ini, dimana kita tidak diberikan kesempatan untuk berpikir lama lama,apalgi merundingkan dengan keluarga. Maka satu atau dua detik akan menjadi penentu nasib kita dikemudian hari. Bila suatu waktu kita dihadapkan pada pilihan seperti ini,apa yang akan kita lakukan? Untuk dapat menjawab tantangan tersebut ,tidaklah secara serta merta ada dalam diri kita,melainkan harus dipersiapkan sedini mungkin

3 Detik Yang Menentukan Selamat Atau Tidak

Di Australia,bila kita sedang mengemudi dijalan raya dan berada dipersimpangan,maka tidak mungkin kita menanti hingga jalanan sepi. Jadi harus arif dalam memanfaatkan peluang. Tidak boleh ada keraguan sedikitpun,mengingat kecepatan rata rata disini adalah sekitar 80 Km perjam. Ada aturan berlalu lintas yang merujuk pada waktu :"3 detik". Maksudnya bila kendaraan yang datang dari arah lain,jaraknya adalah sekitar 3 detik dari posisi kendaraan yang kita kemudikan, maka kita boleh tancap gas dengan hati hatil.

Bagaimana kita bisa memperhitungkan jarak dengan waktu 3 detik? Tiga detik sangat cepat,sehingga tidak mungkin bagi kita menggunakan keahlian matematika untuk menghitung jarak dengan waktu.

Maka satu satunya yang diandalkan adalah keyakinan diri. Yakinkah kita pada diri ,bahwa kita mampu menyeberang, sebelum kendaran yang datang dari arah lain juga sedang melaju dengan kencang? Kalau jawabannya :"yakin" maka gas ditancap dan kendaraan melaju.

Tapi bilamana ragu, maka sebaiknya berhenti.Karena bilamana dalam keraguan,tetap menyeberang,kendaraan tidak akan terkendali dengan sepenuh hati.' Akibatnya bisa fatal bagi diri dan keluarga yang ada dimobil bersama kita dan kemungkinan juga akan dapat menebar bahaya bagi pengguna jalan raya lainnya. Aturan ini adalah aturan resmi dari pemerintah Australia melalui RTA atau Road Traffice Authority ,yang kini sudah berganti nama menjadi RMS .Singkatan dari Road Maritime Service.

3 Detik Untuk Memutuskan : "Beli atau Tidak"

Saya pernah ikut dalam lelang terbuka di Sydney yang disini lazim disebutkan dengan istilah : "Auction" Kendaraan yang akan dilelang,sudah dipajang sejak pagi hari, sehingga ada cukup waktu bagi calon pembeli untuk memeriksa dan mencatat, kira kira kendaraan mana yang mau dibeli sewaktu lelang berlangsung.

Sewaktu semua calon pembeli sudah duduk diruang yang disediakan panitia,maka satu persatu mobil yang akan dilelang,di parkir didepan hadirin. Panitia Lelang menyebutkan, misalnya :"Sedan Toyota Yarris, buatan tahun 2009.kondisi layak jalan.Harga dibuka dengan penawaran pertama 5000 dolar" Maka yang berminat mengangkat tangan. Panita Lelang melanjutkan : "5500" dan seterusnya.Selama masih ada yang mengangkat tangan, harga terus ditingkatkan.

Kalau tidak ada lagi yang mengangkat tangan keatas,maka Panitia Lelang menghitung : "5.500 -one "5.500-two" 5.500 three!" Dan bila tidak ada lagi yang mengangkat tangan, maka Panitia Lelang akan mengatakan : "Sold" dan palu diketuk : "tuk tuk tuk" Jadi sebelum lelang dimulai ada kesempatan untuk berdiskusi dengan istri atau anak anak,untuk menentukan ancar ancar harga berapa tawaran tertinggi yang mau diikuti. Karena ketika lelang sudah berlangsung,tinggal memutuskan : "take it or leave it"

Kilas Balik Dibidang Kehidupan Lainnya

Analogi mengenai aturan berlalu lintas di Australia dan Lelang yang diulas, dapat dijadikan kilas balik dalam kehidupan-dibidang lainnya.Untuk dapat mengambil sikap dan keputusan yang tepat disaat saat dituntut untuk oleh situasi dan kondisi, tentu tidak dapat secara serta merta kita raih, tanpa ada persiapan sikap mental yang mantap Oleh karena itu perlu adanya penataan sikap mental sedini mungkin.

Dengan jalan membiasakan diri hidup disiplin dan jangan membiarkan diri terjerat menjadi manusia peragu. Sehingga ketika tiba saatnya kita dihadapkan pada situasi : "take it or leave it" sudah tidak lagi ada keraguan sedikitpun

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun