Ijazah Penting ,Tapi Bukanlah Satu Satunya jalan Untuk Mengubah Nasib
"Knowledge is the way to your success" Â Ilmu pengetahuan adalah jalan untuk menuju kesuksesan Dan untuk memiliki ilmu pengetahuan,salah satunya adalah menempuh pendidikan .Tidak terhenti hingga di Sekolah Menengah Atas ,tapi harus mau dan mampu melanjutkan kejenjang perguruan tinggi,hingga mendapatkan ijazah Sarjana,sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni.
Bagi yang ingin  menikmati hidup tenang dan santai ,serta tidak digonjang ganjing dalam kondisi yang tidak stabil dan penuh tantangan,adalah menjadi pekerja kantoran. Sebagai pekerja kantor,baik sebagai PNS atau karyawan swasta,hidup sudah terjadwal. Pagi kekantor dan sorenya pulang sudah bebas dari segala masalah pekerjaaan. Sehingga memiliki banyak waktu untuk bersantai ria bersama keluarga tercinta. Cara dan gaya hidup seperti ini ,paling cocok dengan orang yang falsafah hidupnya.:"Sudah ada tempat berteduh dan gaji yang cukup untuk membiayai hidup sekeluarga  ,mau apa lagi?"
Akan tetapi hal ini bukanlah berarti,untuk yang karena berbagai faktor tidak dapat melanjutkan kuliahnya hingga mengantongi ijazah sarjana,bukan berarti akan menghadapi jalan buntu,untuk meraih cita cita hidupnya. Tapi syaratnya adalah siap mental untuk menerima tantangan hidup dan harus mau bekerja keras.
Salah satunya adalah menjadi  pekerja kasar atau lazim disebutkan sebagai :"tukang".Ada tukang batu,tukang las,tukang kayu dan sebagainya. Banyak sekali yang menanyakan tentang kemungkinan bekerja di Australia,apakah perlu memiliki ijazah tertentu? Setahu saya ,selain dari pekerja medis ,seperti dokter,perawat dan bidan,dibidang lainnya,kalau bekerja di Australia,ijazah tidak ditengok sama sekali.Yang penting bisa berbahasa Inggeris secara verbal dan memiliki kemampuan untuk bekerja dibidang masing masing. Beberapa orang keponakan kami,bahkan puteri kami sendiri, memilih bekerja :"kasar" ,karena gaji jauh lebih besar,ketimbang gaji yang duduk dikantor,secara umumnya.Kecuali yang memilik keahlia dibidang I.T.
Gaji Tukang Batu
Saya dan istri dulu tinggal bersama keluarga putera kami di Iluka,tapi sejak beberapa bulan ini pindah ke Burns Beach ,yang berjarak 5 menit berjalan kaki ketepi pantai. Daerah ini merupakan daerah baru.Banyak sekali pembangunan disekitar daerah ini dan salah satunya persis disamping rumah dimana kami tinggal bersama cucu kami.
Iseng Iseng saya menyapa mereka,karena kendaraan saya parkir hanya belasan meter dari lokasi mereka membangun. Salah seorang dari pekerja adalah orang asal Malaysia. Di Australia hubungan antara orang Indonesia dan Malaysia sangat baik.terlepas dari segala yang berbau politik. Maka ditengah kesibukan,saya sempat bertanya berapa sih gajinya sebagai tukang disini?
Katanya gaji mereka berbeda,tergantung pekerjaan yang mereka tekuni. Mat Noor, nama kenalan baru saya ,asal Sepang ,Kualalumpur menceritakan bahwa ia memilih bekerja sebagai pemasang batu bata. Karena hasilnya jauh lebih besar,tergantung cara kerjanya.Ukurannya,untuk satu batu bata yang terpasang,dihitung sekitar 1 dolar.Dalam sebulan Mat Noor menerima upahnya sekitar 6000 dolar atau setara dengan 60 juta rupiah. Penghasilan sebesar ini sama sekali bukanlah hal yang istimewa disini. Karena salah satu keponakan saya ,yang kerjanya menyusun barang di supermarket,juga mendapatkan upah yang tidak jauh bedanya dari yang disebutkan oleh Mat Noor.
Beda Pekerja Kantor Dengan Tukang
Sebagai pekerja kantor,tentu kerja tidak seberat bekerja sebagai tukang, Ke kantor dengan pakaian necis dan rapi dan pulang kerumah,semua ursan kantor,bukan urusan karyawan. Sebagai pekerja tukang,pagi pagi sudah harus masuk kerja,untuk mengejar borongannya. Karena semakin banyak tembok yang siap dipasang,berarti akan semakin banyak upah yang  akan diterimanya.
Jadi setiap orang memilih jalan hidup masing masing, Yang ingin hidup santai dan tidak perlu bekerja dengan tenaga,maka menjadi karyawan kantor ,mungkin merupakan pilihan tepat. 'Tapi bagi yang siap untuk menerima tantangan hidup,boleh jadi memilih untuk merantau dan bekerja keras dinegeri orang,untuk dapat meraup dollar ,sebagai bekal hidup dimasa depan.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H