Setiap malam ia membawa pulang satu kantong berisi kulit semangka yang diolahnya menjadi asinan yang lezat rasanya. Kemudian dikemas dalam plastik dan dijual dititipkan ditoko-toko. Ternyata sangat laris karena jarang ada yang menjualnya. Sejak saat itu dari hasil mengubah sampah dari kulit semangka menjadi makanan lezat, keponakan saya mendapatkan penghasilan tambahan yang sangat fantastis. Modalnya hanya kulit semangka yang didapat secara gratis, kemudian tauco  dan kecap serta cabe merah yang diiris halus dan plastik kemasan. Kini malah sudah menggunakan merek .
Pengalaman Pribadi
Sewaktu masih aktif sebagai eksportir, saya menyaksikan setiap minggu satu truk penuh dengan abu bekas gilingan kulit manis yang diupahkan untuk membuangnya keluar kota. Saya coba mengambil satu karung abu yang akan dibuang dan kemudian membersihkan dengan kawat ayakan halus, ternyata terdapat sekitar 20 persen ,butiran kulit manis yang bernilai tinggi. Maka sejak saat itu saya datangi setiap Kepala Gudang yang memproduksi  broken cassia agar kalau mau membuang abu kulit manis ( cassianya), tidak usah jauh-jauh karena ada gudang saya untuk menampungnya.
Dari hasil abu yang tadinya dibuang saya menggaji sekitar 10 orang khusus digudang abu dan memberikan mereka gaji ekstra dan penutup mulut untuk mengerjakan abu dengan mesin sederhana. Ternyata dari sampah yang tadinya hanya dibuang ini, selama satu tahun saya dapat membeli sebuah kendaraan untuk operasional kerja.
Semoga ada manfaatnya dan dapat membuka mata hati kita semua, agar dapat mencintai pekerjaan kita sehingga dapat menangkap peluang bisnis dalam pekerjaaan kita. Jangan lupa,orang yang bekerja keras hanya menggunakan otot, maka ia akan menjadi kuli seumur hidup karena itu kita harus mampu bekerja dengan otot, otak dan hati. Karena inilah jalan menuju kesuksesan.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H