Mengubah Sampah Menjadi Uang
Menangkap peluang bisnis hanya dapat dimiliki oleh orang yang sungguh sungguh mencintai pekerjaannya. Kalau orang bekerja  hanya sekedar merupakan jalan untuk mendapatkan uang, maka orang tidak akan mampu menemukan peluang tersebut.Â
Seperti kata peribahasa kuno dari negeri Cina "Melihat uang dengan mata, maka hanya akan dapat recehan. Melihat uang dengan pikiran akan mendapatkan uang dalam jumlah terbatas, tapi melihat uang dengan hati,maka akan mendapatkan uang dalam jumlah yang tidak terbatas."
Yang memiliki peluang untuk melihat uang dengan hati adalah orang yang mencintai pekerjaannya. Melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati, bukan semata mata karena dalam pikirannya tiap bulan akan mendapatkan gaji.
Ada banyak contoh-contoh hidup yang terjadi dihadapan kita, tapi kebanyakan orang hanya memandang setiap kejadian dengan sikap apatis atau masa bodoh. Dan sama sekali tidak menangkap peluang yang sesungguhnya disodorkan dihadapannya. Mengapa? Jawabannya sudah disebutkan diatas, yakni karena orang bekerja hanya dengan otot dan otak, tapi tidak menggunakan hati.
Sebuah contoh lain, salah seorang keponakan saya bekerja sebagai pengawas di salah satu pabrik. Setiap hari ia menyaksikan buruh pabrik keluar untuk makan siang dan ada juga yang makan di kantin. Tiba-tiba  ia ingat istrinya bisa buka warung makanan, tapi pembeli hanya beberapa orang setiap harinya. Maka ia mulai menawarkan pada para pekerja pabrik ,kalau mereka mau memesan makanan padanya dengan harga yang lebih murah ketimbang mereka makan diluar. Ternyata peminatnya banyak.Â
Pertama, sewaktu istirahat makan siang mereka memiliki waktu untuk duduk santai beristirahat karena makan siang akan diantarkan. Dalam sebulan, penghasilan yang diterima istrinya dari hasil mengisi pesanan makanan dari para pekerja pabrik jauh lebih besar dari hasil buka warung dirumahnya.Â
Setelah bulan bulan berikutnya, karena para pekerja di pabrik menyukai masakan istrinya maka semakin banyak yang memesan makanan. Kini bahkan istrinya sudah harus menggaji pembantu beberapa orang, karena tidak mampu mengerjakan sendiri lantaran banyaknya pesanan. Jangan lupa, pekerja di pabrik bukan puluhan, tapi ratusan orang.
Ini hanya sebuah contoh kecil, tapi mungkin dapat membuka cakrawala berpikir kita bahwa sesungguhnya peluang bisnis itu ada, tapi sering kali kita tidak tahu kiat menemukannya.
Mengubah Sampah Menjadi Uang
Keponakan lainnya bekerja di salah satu restoran di bagian dapur. Setiap hari ia menyaksikan satu kantong plastik kulit semangka yang dibuang setelah isinya disuguhkan sebagai makanan penutup bagi tamu yang datang makan.
Ia ingat bahwa dari kulit semangka bisa dibuat asinan yang harganya cukup mahal. Maka ia minta izin kepada pemilik restoran untuk membawa pulang sampah-sampah yang berasal dari semangka. Tentu saja bosnya sama sekali tidak keberatan. Maka ia membawa tas plastik dari rumahnya dan sejak saat itu, kulit semangka dipisahkan dari sampah dapur lainnya.