Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Negeri Orang, Dalam Hitungan Menit Bisa Langsung Akrab

19 Agustus 2017   19:29 Diperbarui: 20 Agustus 2017   10:23 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Indonesia Diluar Negeri Sangat Mudah Akrab

Sejak tinggal di Jakarta,rasanya sangat sulit untuk menjadi akrab dengan orang yang baru dikenal.Bahkan tetangga di Apartement,walaupun sama sama satu lantai dan dindingnya saling menempel,kalau bertemu,hanya sekedar mengucapkan :"Selamat pagi atau selamat sore" Dan terhenti hingga disana. Kalaupun kita mencoba berupaya untuk akrab dan bertanya lanjut:" Apa kabar pak atau ibu?" Jawabannya singkat :" Baik pak. Permisi ya saya mau buru buru"

Aneh rasanya,seakan setiap orang yang ditemui,melakukan tindakan preventif dengan membentengi dirinya ,untuk tidak berbicara akrab ,walaupun dengan tetangga sendiri. Pembicaraan yang dipaksakan akan terasa sangat kaku dan mengedepankan formalitas. Maka daripada menyebabkan orang merasa was was berteman dengan kita,akhirnya kita juga menghentikan langkah ,hanya sekedar berbasa basi.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dalam Hitungan Menit , Kami Langsung Akrab

Berbeda total bila ketemu sesama orang Indonesia di luar negeri,dalam hitungan tidak sampai 5 menit sudah terjadi pembicaraan hangat dan akrab.Hal ini terjadi ketika ketemu orang Indonesia di Expo Milan di Italia beberapa tahun lalu dan hari ini kembali terulang ketika kami hadir dalam acara perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 72 di Perth.Yang diselenggarakan di Kent Street High School.dilapangan terbuka.

Padahal kami baru pertama kali bertemu. Beda daerah asal dan beda latar belakang sosial dan mungkin ada banyak perbedaan antara kami dengan yang hadir,tapi ternyata dalam hitungan waktu kurang dari 5 menit,kami sudah terlibat pembicaraan hangat.Seandainya hal ini dapat diterapkan di negeri sendiri,tentu alangkah baiknya .

sam-3978-jpg-599834493602271156162062.jpg
sam-3978-jpg-599834493602271156162062.jpg
Begitu juga menyaksikan semangat gotong royong,yang sudah lama sirna dari kehidupan dinegeri sendiri,hari ini tampak sangat kental. Panitia yang terdiri dari berbagai latar belakang komunitas,menyatu dan bahu membahu dalam mempersiapkan segala sesuatu agar acara ini berlangsung sukses. Kami duduk santai direrumputan dan makan nasi goreng bersama sama,tanpa ada rasa kikuk ataupun risih. Selama hampir seharian kami berada dalam acara ini,tak sekali jua tampak ada yang berwajah murung .Semuanya larut dalam kegembiraan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Lomba Lomba Hanya Sarana Pemersatu'

Segala macam lomba yang diselenggarakan ,tak lebih hanyalah sebagai sarana untuk memersatukan orang Indonesia yang tinggal di Australia barat. Apalah artinya hadiah yang diberikan bagi Pemenang ,dibandingkan dengan jauhnya perjalanan yang harus ditempuh agar dapat hadir disini. Belum lagi udara dan angin dingin yang cukup merasuk kedalam tulang.Namun demi rasa cinta kepada tanah air,semua orang melupakan tentang udara dingin,melupkan cuaca mendung  dan kemungkinan hujan,serta melupakan segala perbedaan yang ada.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Setiap orang yang ketemu,selalu menyapa dengan hangat dan berjabat tangan,sambil memperkenalkan diri.Tidak peduli mereka itu Staf dari KonJen RI di Perth,atau mungkin saja salah seorang pejabat di Konsulat,semuanya larut dalam kebersamaan.Tak ada yang bertanya tentang kewarganegaraan, walaupun dari antara wajah wajah yang hadir, jelas tampak wajah yang berkulit putih dan berambut pirang. Selama mereka mencintai Indonesia,maka mereka adalah orang Indonesia.Walaupun mungkin warna Paspornya ada yang merah,kuning ataupun biru,tidak menjadi masalah. Karena kita tidak mungkin menakar rasa nasionalisme seseorang ,hanya berdasarkan warna Paspornya

Selama hampir seharian bersama sesama orang Indonesia,saya merasa seakan berada di negeri sendiri.sungguh.
Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun