Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Sedang Berada dalam Proses Evolusi Terbalik?

12 Juli 2017   08:45 Diperbarui: 12 Juli 2017   16:03 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Teori Darwin menjadi terkenal di dunia,karena meyakini bahwa asal muasal manusia adalah dari kera. Yang berevolusi dan berubah ujud ,serta prilaku,hingga menjadi manusia modern seperti saat ini. Kalau dulu kera adalah hewan yang hidup bebas dihutan dan berbuat suka suka gua, kini dalam ujud wajah manusia modern,sudah menjalani hidup yang tertata dan tidak lagi telanjang . Mau setuju ataupun tidak,nggak masalah,karena hal tersebut hanyalah sebuah teori,yang diyakini benar oleh sekelompok orang,namun dibantah oleh yang lainnya.

Yang penting ditangkap adalah bahwa :"evolusi" dari sosok yang hidup liar ,kini sudah menjadi manusia yang santun dan menyantuni  sesamanya.

Kepompong Berevolusi Menjadi Kupu Kupu Cantik

Yang bisa dibuktikan kasat mata oleh semua orang adalah bahwa dari seekor ulat yang menjijikan,yang kerjanya makan tidur sepanjang hari,setelah berevolusi berubah total menjadi kupu kupu cantik yang mengaggumkan.Bahkan ketika kupu kupu sudah mati,orang mau mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk membingkai mayatnya dan dipajang diruang tamu,ditempat terhormat.

Karena terlahir dan dibesarkan di Kampung ,saya hampir setiap hari menyaksikan dengan mata kepala sendiri,perubahan dari seekor ulat hijau,yang bergelung didaun pisang atau daun lainnya,kemudian berubah ujud menjadi kupu kupu.

Kita Sedang Berada Dizaman Evolusi Terbalik?

Ada rasa kekuatiran yang menyelinap dalam benak,menengok semakin hari, orang menjadi semakin pemberang dan buas. Jangan jangan kita sedang dalam proses menjalani evolusi terbalik? Dari manusia yang santun dan menyantuni sesamanya,kini berbalik arah,dari manuia peramah menjadi pemarah. Dari manusia yang penuh berbelas kasih,berubah menjadi manusia pemberang ?

Menyaksikan kemarahan dan saling menghujat di depan mata sendiri, mendengarkan, membaca lewat main stream maupun medsos dan menyaksikan berbagai tayangan di televisi bahwa memang kita sudah berubah menjadi bangsa yang pemarah. Ataukah kita sudah memiliki falsafah "Right or wrong, this is my country!" Salah atau benar ini adalah negeriku, kalau kamu tidak suka, keluar dari sini dan pergi tinggal dinegeri dimana kamu merasa nyaman!

Hal-hal kecil  dapat menjadi pemicu keberangan berantai bukan hanya satu atau sepuluh, tapi ribuan orang dalam hitungan detik langsung ikut marah, tanpa merasa perlu menyimak apa yang sesungguhnya terjadi. Satu orang yang berbuat terus menyulut "rasa solidaritas " dan mulai mulai melakukan berbagai tindakan anarkis dengan mengangkat slogan :" Soliaritas Bela ini dan itu,, membela partai, membela kepentingan kelompok dan berakhir secara tragis menyerukan :"bunuh!" Dan seruan ini telah berbuah lebat,yakni tewasnya ratusan orang orang yang sama sekali tidak tahu,mengapa mereka dikorbankan?

Tebar Pesona Sudah Berubah Menjadi Tebar Kebencian

Kalau dimasa lalu,tebar pesona menjadi buah tertawaan,tapi kini kita menangis menyaksikan orang orang yang ditokohkan ataupun menokohkan diri sendiri,melakukan tebar kebencian dengan dalil bela keyakinan.Kini tebar senyuman,sudah berubah ujud menjadi tebar kebengisan .
Kita tidak mungkin mengubah keadaan,karena sudah terlanjur mengalamai evolusi terbalik.Yang dapat dilakukan adalah menjaga diri dan keluarga kita,untuk tidak ikut mengambil bagian dari  evolusi terbalik ini.Seperti kata pribahasa :" Kalau ingin memperbaiki dunia,maka mulailah dengan diri dan keluarga sendiri"

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun