Penumpang dipisahkan dalam dua kelompok,antara pria dan wanita. Kami dipinjamkan tikar dan kardus bekas,serta apa saja yang dapat dijadikan alas, karena semen sangat dingin.
Perut saya terasa sangat perih,karena sejak siang belum makan. Karena bulan puasa, maka disepanjang jalan tak satu jua Lapau (warung) yang buka. Rencana tadinya akan ikut  berbuka puasa  bersama penumpang lainnya, di rumah makan Padang, tidak kesampaian ,karena jembatan rusak.
Mencoba Tidur
Saya mencoba tidur beralaskan tas pakaian yang saya bawa,dengan menahan rasa lapar dan haus. Entah jam berapa,tiba tiba beduk di Masjid dibunyikan dan ada suara yang menyerukan :" sahur sahur sahur'
Mata saya memandang nanar.Mencoba duduk dan  samar samar menengok  semua penumpang mengeluarkan bekal yang dibawa  mereka. Pikiran saya  bergalau dan masih ditambah dengan kambuhnya maag
Tiba tiba ada yang memberi salam dan suara itu sangat dekat dengan diri saya:" Asalammualaikuum"
Spontan saya jawab:"Muaalaikum salaam"
"Ndak  sahur nak? " terdengar suara laki laki,yang samar samar saya lihat wajahnya,karena listrik mulai dinyalakan di dalam masjid
" Maaf pak.saya tidak bawa persiapan"
"Kalau begitu,mari kita bagi dua yaa nak.Bapak ada bawa satu bungkus nasi dan ikan asin. Kita makan sebungkus berdua"
Saya terdiam.Serasa mata saya panas dan berair,terharu ada yang mau mengajak saya makan. Namun,saya harus jujur,bahwa saya tidak berpuasa. Maka  lambat saya menjawab:" Maaf pak.saya tidak puasa.Saya bukan Muslim"