Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beda Agama, Makan Nasi Sebungkus Berdua

15 Juni 2017   21:27 Diperbarui: 16 Juni 2017   08:40 1326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penumpang dipisahkan dalam dua kelompok,antara pria dan wanita. Kami dipinjamkan tikar dan kardus bekas,serta apa saja yang dapat dijadikan alas, karena semen sangat dingin.

Perut saya terasa sangat perih,karena sejak siang belum makan. Karena bulan puasa, maka disepanjang jalan tak satu jua Lapau (warung) yang buka. Rencana tadinya akan ikut  berbuka puasa  bersama penumpang lainnya, di rumah makan Padang, tidak kesampaian ,karena jembatan rusak.

Mencoba Tidur

Saya mencoba tidur beralaskan tas pakaian yang saya bawa,dengan menahan rasa lapar dan haus. Entah jam berapa,tiba tiba beduk di Masjid dibunyikan dan ada suara yang menyerukan :" sahur sahur sahur'

Mata saya memandang nanar.Mencoba duduk dan  samar samar menengok  semua penumpang mengeluarkan bekal yang dibawa  mereka. Pikiran saya  bergalau dan masih ditambah dengan kambuhnya maag

Tiba tiba ada yang memberi salam dan suara itu sangat dekat dengan diri saya:" Asalammualaikuum"

Spontan saya jawab:"Muaalaikum salaam"

"Ndak  sahur nak? " terdengar suara laki laki,yang samar samar saya lihat wajahnya,karena listrik mulai dinyalakan di dalam masjid

" Maaf pak.saya tidak bawa persiapan"

"Kalau begitu,mari kita bagi dua yaa nak.Bapak ada bawa satu bungkus nasi dan ikan asin. Kita makan sebungkus berdua"

Saya terdiam.Serasa mata saya panas dan berair,terharu ada yang mau mengajak saya makan. Namun,saya harus jujur,bahwa saya tidak berpuasa. Maka  lambat saya menjawab:" Maaf pak.saya tidak puasa.Saya bukan Muslim"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun