Mengapa Begitu Banyak Orang Memilih Menjadi Penganggur?
Setiap kali acara seremonial wisuda para mahasiswa yang telah lulus menjadi sarjana,maka daftar pengangguran terus bertambah. Mengapa  hal ini terjadi?
Ada seribu alasan untuk membantah,bahwa bukan maunya diri menjadi penganggur,tapi keadaanlah yang menyebabkan. Sudah turun naik dari kantor ke kantor,sambil menenteng map berisi biodata pribadi,tapi selalu di tolak,dengan berbagai alasan :
- maaf lowongan sudah terisi
- nanti akan kami kabarkan
- kami cuma butuh tamatan sma
- jurusan anda,tidak cocok dengan yang kami butuhkan
- ijazah anda tidak sesuai dengan prioritas kami
- kami butuhkan orang yang sudah berpengalaman
- kami butuhkan orang yang menguasai bahasa asing
- dan seterusnya  dan seterusnya
Telapak sepatu sudah lecet ,karena mengantarkan surat lamaran dan memenuhi undangan interview,tapi jawaban yang diterima adalah :" Maaf,nanti akan kami hubungi " Tak ubahnya bagaikan pengemis yang mendatangi rumah kerumah ,bukannya mendapatkan sedekah,melainkan ucapan:" Maaf "
Nah,begitulah nada dan irama yang menjadi argumentasi bagi pencari kerja yang  gagal mendapatkan pekerjaan ,serta akhirnya menambah jumlah para penganggur.
Benarkah Tidak Ada Pekerjaan?
Kalau mau menjawab dengan jujur,sesungguhnya bukan tidak ada pekerjaan,melainkan pekerjaan yang ditawarkan:
- tidak sesuai dengan passion
- gengsi dong,masa sarjana jadi sales
- terlalu jauh
- gaji terlalu kecil
- kantornya sempit
- bossnya tidak ramah
- suasana kantor tidak nyaman
Mengapa Tidak Ciptakan Lapangan Kerja Sendiri?
Kalau memang merasa gaji terlalu kecil,terlalu jauh dan gengsi,maka mengapa tidak menciptakan lapangan kerja sendiri?
Misalnya :
- usaha katering
- jualan pulsa
- bisnis online'
- pedagang perantara
- buka warung
- bikin layangan
- bikin kue dan titip di warung
- buka usaha cuci motor
- beli cicilan mesin foto copy dan buka dirumah
Mungkin penghasilannya tidak seperti diharapkan,tapi jauh  lebih baik dan terhormat daripada menjadi pengangguran. Karena menganggur,berarti membebani hidup orang tua,padahal sudah dewasa,sarjana lagi,Malu dong.!
Tjiptadinata Effendi