Pukulan Maut
Saya mencoba menguatkan dengan mengatakan,lebih baik putus sebelum menikah,daripada sesudah menikah,calon suaminya meninggalkan dirinya.Namun apapun kata kata hiburan sudah tidak lagi mempan dan dalam waktu singkat ,kondisinya drop dan harus drawat dirumah sakit.Pimpinan bank yang mengetahui Laila menderita lupus,terus memutuskan ia tidak dapat melanjutkan masa percobaannya. Laila semakin terpukul dan kondisinya semakin parah.
Sms Laila yang terakhir isinya:"Ayahanda, Laila sudah tidak kuat lagi.Maafkan semua kesalahan Laila dan mohon mintakan maaf Laila pada Bunda".Saya mencoba memberikan nasihat ,namun tidak ada balasan dari Laila.
Malamnya,saya mendapat firasat tidak enak dan menelpon orang tuanya. Namun disambut dengan isak tangis,oleh ibunya dan mengatakan  :"Laila,baru 15 menit lalu pergi meninggalkan kita semuanya"
Hari ini ,tepat 7 tahun, Laila pergi. Sebuah kenangan pahit,betapa hidup itu sungguh sungguh merupakan misteri.Tak seorangpun tahu,apa yang akan terjadi dimasa depan,bahkan apa yang akan terjadi esok hari. Seperti kata pribahasa:'Yesterday is a history,to-day is a gift dan to-morrow is a mystery'
Kata ayah Laila kepada saya:"Disaat saat kami rindu Laila,,maka kami baca smsnya kepada pak Effendi.Hal itu menjadi obat atas kerinduan hati kami" ....
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H