Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Arti "A Blessing in Disguise"

3 Juni 2017   08:46 Diperbarui: 3 Juni 2017   09:18 14129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Memaknai Arti :"A Blessing in Disguise"

A blessing in disguise means :"Something that seems bad or unlucky at first, but results in something good happening later

Terjemahan bebas gaya saya adalah:" Sebuah berkat terselubung, berarti :" Sesuatu yang pada awalnya tampak buruk atau tidak menyenangkan, tapi ternyata dibelakang hari, menghasilkan sesuatu yang baik"  Menurut pemahaman saya, begitulah artinya dan saya anggap hal ini benar. Tapi boleh jadi,orang lain memaknai dengan cara dan gaya berbeda, misalnya :"Sesuatu yang pada awalnya tampak buruk, ternyata memang benar terbukti menyakitkan " Karena setiap orang bebas menginterprestasikan suatu kejadian atas dirinya.

Tapi tulisan ini, tentu tak hendak menciptakan debat kusir. Karena debat kusir adalah pengisi waktu bagi para kusir bendi, sementara menunggu penumpang yang akan naik ke bendinya. Jadi bahan diskusi bisa apa saja dan dari hilir bisa kemudik atau sebaliknya dari mudik bisa kehilir.

Kembali Ketopik

A Blessing in disguise  berdasarkan pengalaman pribadi saya:

Beberapa tahun  lalu, kami dibelikan tiket promo  oleh putra kami, untuk berlibur ke dua  tempat yakni Eropa  dan Jepang, Ternyata pengurusan visa Schengen mengalami berberapa hambatan dan membutuhkan waktu yang diluar dugaaan. Sehingga  akhirnya hanya tersisa waktu untuk satu paket liburan ke Paris saja. Sedangkan paket tur ke Jepang, terpaksa dibatalkan.Jujur pada waktu itu kami sangat kecewa dan menyayangkan tiket pp dan akomodasi yang sudah dibayar lunas oleh putra kami, terbuang secara sia sia.

Namun seminggu kemudian dapat kabar dan kami tengok di tv, lokasi yang termasuk salah satu tujuan wisata kami  di Jepang, dilanda  tsunami.

Gempa berkekuatan 9 skala Richter menimbulkan serangkaian tsunami hebat dengan gelombang sampai setinggi 40 meter, yang meratakan desa-desa, menghancurkan atau merusak sejuta rumah dan menewaskan hampir 20 ribu orang dan ribuan yang masih belum ditemukan.

Baru pada saat itu kami menyadari,apa arti dan makna sesungguhnya  dari :"A blessing in disguiese " atau  sebuah berkat terselubung. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kami, untuk selanjutnya menerima dengan berbesar hari, setiap kejadian, yang terjadi tidak sesuai dengan harapan hati. Karena boleh jadi ada berkat terselubung lainnya yang tidak disadari.

Berkat Terselubung Lainnya

Selama 7 tahun hidup menderita lahir bathin dan tinggal di pasar kumuh bersama  istri dan anak pertama kami, terkandang membuat saya merasa frustuasi dan bertanya kepada Tuhan, apa salah kami? 7 tahun kami berdoa pagi, siang ,malam,bahkan dalam setiap tarikan nafas, kami memanggil namaMU,mengapa nasib kami tidak kunjung berubah?

Tapi belakangan kami baru menyadari,setelah hidup kami berubah total, bahwa penderitaan yang telah kami lalui selama tujuh tahun, adalah pelajaran paling berharga bagi saya,istri saya dan putra kami, agar jangan pernah menyombongkan diri. Agar selalu bersimpati dan berempathi pada semua orang yang sakit dan menderita,siapapun adanya, apapun sukunya dan  apapun agama yang diimaninya.

Memahami bahwa:

  1. berdoa artinya :"memohon", bukan mendikte Tuhan
  2. berdoa bukan tawar menawar 
  3. maunya kita ,belum tentu sesuai dengan rencana Tuhan
  4. mampu memahami arti tawakal
  5. bekerja keras dan tak pernahmenyerah,serta sabar menunggu
  6. bahwa sesungguhnya doa kita selalu dijawab
  7. hanya saja,jawaban Tuhan ,bisa :"tunggu" atau " kamu tidak berhak mendapatkannya"

Inilah pelajaran dari ilmu hidup yang sesungguhnya, sehingga kami mampu menghayati bagaimana rasanya hidup dalam kemiskinan dan kemelaratan. Bagaimana rasanya hidup tidak ditengok seperempat matapun oleh orang lain, termasuk kerabat dekat. Memahami, bahwa segala sesuatu yang saat ini ada pada kami, bukanlah milik kami, melainkan hanya titipan Ilahi yang bisa saja ,sewaktu waktu diminta kembali oleh Sang Pemiliknya

Pelajaran berharga inilah yang mengawal perjalanan hidup kami,sehingga kemanapun kami pergi, selalu diterima dengan tangan dan hati yang terbuka lebar lebar. Hal ini, kami maknai sebagai arti sesungguhnya dari a blessing in disguise

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun