Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Juga Siap Melakukan Revolusi!

30 Mei 2017   23:07 Diperbarui: 31 Mei 2017   00:06 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara pribadi ,saya sudah siap  melakukan revolusi mental sejak masih hidup terlunta lunta di pasar kumuh tanah kongsi. Dengan tekad,seandainya gagal,toh saya tidak akan kehilangan apapun,karena memang tidak ada yang kami miliki,selain dari tubuh dan nyawa ,yang masih dibadan. Melakukan revolusi mental ,dari tukang jual kelapa menjadi pengusaha.

  • Revolusi Mental Mengubah pikiran negatif menjadi positif
  • mengubah kata "saya tidak bisa",menjadi :'saya yakin pasti bisa"
  • mengubah keluh kesah,menjadi kerja keras
  • mengganti kata :"tidak mungkin",menjadi:"tidak ada yang mustahil"
  • mengubah cara berdoa,agar diberikan kekuatan untuk dapat berubah
  • mengubah sikap menutup diri,menjadi open minded
  • mengubah rasa iri hati,menjadi motivasi diri

Tidak gampang memang,karena harus bertempur melawan rasa sakit,dilecehkan dan tidak dipandang sebelah mata,serta masih harus berperang melawan ketakutan yang ada dalam diri. Tujuh tahun lamanya, revolusi mental yang saya terapkan ,berkat izin Tuhan dan dukungan istri dan anak ,kami sukses melakukan perubahan total dari kehidupan kami. Yakni dari Penjual Kelapa,menjadi seorang Pengusaha.

Jadi kalau mau melakukan revolusi,tidak cukup hanya dengan berkoar koar,tapi mempersiapkan secara matang,siap menanggung resiko dan go! Tidak boleh ada keraguan setitikpun, tahan menderita selama bertahun tahun dan dalam sakit dan derita,terus melangkah,hingga cita cita mengubah hidup tercapai.

Setidaknya inilah arti dan makna revolusi mental,bagi saya pribadi.Bisa jadi orang lain,memiliki pandangan berbeda,tentu sah sah saja,karena setiap orang berhak menentukan falsafah hidupnya,tanpa ada orang yang boleh mengintervensinya

Semoga tulisan ini ada manfaatnya

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun