Kendaraan dan Pengemudi,Harus Dalam Kondisi Prima
Surat Ijin Mengemudi  yang pertama kali saya dapatkan adalah pada tahun 1963.tepat diusia ke 20 Sehingga kalau ditotal,hingga saat ini,saya sudah mengendarai kendaraan roda empat selama lebih kurang 54 tahun. Jadi bukan SIM pasif,karena hampir setiap hari saya mengendarai kendaraan. Pernah jadi sopir bajaj,pernah bawa truk pengangkut pasir dan berbagai corak ragam mobil.
Di Australia,saya ikut ujian ,sekali ujian,test teori dan driving test langsung lulus dengan catatan perfect atau nol salahnya dan langsung mendapatkan full lisence. Menceritakan ini,tentu tidak bermaksud menonjolkan diri,tapi hanya sebatas,merupakan back ground,mengapa saya menulis tentang cara cara aman ,berkemudi jarak jauh. Karena saya sudah mempraktikkannya,selama puluhan tahun.
Hal Hal Yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Mudik
Kalau ada rencana untuk melakukan perjalanan jauh,maka bukan hanya kendaraan yang harus dalam kondisi sehat,tapi tentu saja,juga pengemudinya.Karena bilamana salah satu ,apalagi keduanya dalam  kondisi tidak fit,maka akan berpotensial,terjadinya hal hal yang tidak diingini.
Sebelum berangkat
- bawa kendaraan  ke bengkel resmi,
- untuk check and recheck.
- Â roda di balancing
- pastikan rem tangan dan rem kaki  bekerja dengan baik,
- check kondisi  oli dan minyak rem.
- Â dongkrak
- kunci roda
- ban serap yang siap pakai
- lampu semua nyala
- termasuk lampu sen
- air radiator
- air penghapus kaca
- kaca spion
Nyinyir?
Rasanya koq kayak orang nyinyir ya,harus check and recheck hingga hal hal kecil.Tapi lebih baik repot sebelum berangkat dan keluar uang untuk bayar bengkel,yang penting selamat dalam perjalanan ,pulang pergi. Bayangkan,bila rem tidak bekerja di perjalanan,mau cari bengkel dimana? Atau ban bocor di perjalanan sepi,ban serap ternyata kempis dan tidak dapat digunakan,gimana rasanya? Atau ban bocor,ketika mau ganti dengan ban serap,ternyata dongkrak tidak terbawa atau kunci roda tidak ada ,apa bisa dibuka dengan jari tangan?
Maka lebih baik nyinyir dahulu,daripada menyesal,ketika sudah terlambat kan
Hal Hal Lain Yang Perlu Diperhatikan Pengemudi
- hindari minum obat obat yang berefek kantuk
- jangan makan terlalu kenyang,karena efeknya mengantuk
- bebaskan rem tangan dan rem kaki dari apapun
- gunakanlah seat belt,bukan lantaran takut polisi,tapi untuk keselamatan
Bila Ban Bocor
Bisa saja terjadi ,entah karena apa,ban bocor diperjalanan. Parkir kendaraan di tempat aman.Tarik rem tangan maksimal. Masukkan persneiling ke posisi Parking, Kalau malam hari atau hujan,penumpang tidak harus turun . Cari landasan yang cukup kuat untuk menempatkan dongkrak.Kalau tempat tidak rata, letakkanlah balok atau sepotong papan,sebagai landasan dongkrak.
Ketika posisi kendaraan sudah didongkrak, dan penumpang berada di kendaraan,minta agar jangan membuat gerakan yang dapat membuat dongkrak tergeser.Hindari celigak celigukkan kepala kebawah badan kendaraan.Karena entah karena apa,bias aaja terjadi dongkrak terlepas.
Mengunci BanÂ
Ketika sudah mengganti ban bocor dengan ban serap,kuncilah secara merata. Maksudnya  secara berimbang, jangan satu baut langsung dikunci habis,karena akan terjadi kesenjangan.Setelah semua terkunci,baru di kencangkan Pada ksempatan pertama,tambalkanlah ban yang bocor,karena jangan pikir bahwa bocor cuma bisa sekali Saya alami tiga kali bocor dalam sekali perjalanan.
Bila bbm sudah setengah terpakai,isilah pada kesempatan pertama,jangan tunda,karena bisa jadi karena macet atau pompa bensin berikutnya kosong.Hindari mengambil resiko yang tidak perlu.
Sepotong Pengalaman Pribadi
Dulu saya sering  berpergian dengan keluarga dan mengendarai sendiri kendaraan dari Padang ke Jakarta.Bukan karena tidak mampu bayar sopir,tapi saya lebih percaya diri saya sendiri,karena menyangkut seluruh keluarga.
Jarak tempuh dari Jakarta ke Padang, kalau tidak ada halangan, akan menghabiskan waktu sekitar 30 jam. Termasuk berhenti istirahat dan makan di perjalanan namun tidak menginap. Jarak Jakarta Padang sesungguhnya adalah sekitar 1.300 Km. Tapi tidak bisa diukur dengan ilmu matematika 1.300 Km dibagikan dengan kecepatan rata rata maka jam sekian kita akan sampai.
Jangan lupa, bahwa sebagai pengemudi, maka nasib seluruh penumpang berada di tangan kita. Walaupun takdir ada di tangan Tuhan, namun kita tidak dapat secara serampangan mengambil kesimpulan bahwa kalau belum ajal berpantang mati. Tugas dan tanggung jawab atas keselamatan seluruh penumpang ada dipundak Pengemudi
Setiap maksimal 3 jam berhentilah sesaat minum kopi atau periksa ban Bila terasa mengantuk  pinggirkan kendaraan dan istirahat sebentar Istri saya duduk disamping saya Senantiasa mensupply makanan kecil untuk hilangkan rasa kantuk Bila melalui jalan berkabut saya perlambat lajunya kendaraan Prinsip saya lebih baik terlambat dari pada tidak pernah sampai ke tujuan Bila kabut sangat tebal maka saya cari kedai yang lampunya menyala dan istirahat Saya selalu menghindari berhenti ditempat sepi apalagi yang gelap.
Terakhit,tapi tak kurang pentingnya, JANGAN MAIN HP selagi mengemudi.Karena mengemudi sambil main HP ,tak ubahnya bagaikan orang buta menyetir mobil.!
 Mungkin pengalaman yang mungkin sudah dianggap usang ini, masih tetap up to date,khususnya bagi yang merencanakan untuk melakukan perjalanan darat yang jauh, bersama keluarga..
 Selamat jalan dan semoga selamat dalam perjalanan ,pulang pergi.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H