semua foto adalah kiriman dari Margaretha di Padova -Italia
Merasa Aman ,Burung Tortora Bertelur Hingga Menetas di Dapur
Pagi tadi saya dapat kiriman WA dari adik kami Margaretha ,yang bersuamikan Sandro orang Italia. Keduanya tinggal di kota Padova, yang hanya berjarak lebih kurang 30 menit berkendara  dari Venezia.Margaretha, sewaktu kecil,cukup lama tinggal bersama kami. Karena itu kendati secara formal,adalah adik kami,tetapi sesungguhnya sudah kami anggap sebagai anak kami sendiri. Begitu juga sebaliknya. Setiap kali kami berkunjung ke Italia,kami tinggal selama sebulan dirumah Margaretha dan Sandro. Dan selama sebulan, kami hampir tidak dapat kesempatan untuk mengeluarkan dompet,karena sudah ditraktir oleh keduanya.
Gambar yang dikirimkan adalah gambar burung Tortora,yang kalau ditengok dari penampilannya di gambar ,sejenis burung Perkutut di Indonesia. Ada gambar telur di tatakan cerek ,hingga telurnya menetas dan gambar anak anak burung yang sangat lucu.
Dibawah gambar ada catatan : "Semua gambar ,saya foto sendiri. Burung ini awalnya sering ke dapur kami .Karena tidak mengotori ruangan,maka tidak kami usik. Ternyata pasangan ini menjadi betah tinggal di sana ,hingga bertelur dan menetaskan anak anak mereka.Kalau di Italia ,disebut burung Tortora. " tulis Margaretha.
Terpikir oleh saya,ternyata burung burung tersebut ,memiliki kepekaan yang cukup tinggi,sehingga merasakan bahwa kehidupan mereka akan aman di dapur adik kami..Bahkan mereka berani mempertaruhkan anak anak mereka juga tinggal disana
Memperhatikan seluruh rangkaian gambar, dapat dibayangkan betapa jinaknya kedua pasangan ini,sehingga Margaretha dapat memotret dari jarak dekat,proses dari mulai bertelur,mengerami telurnya ,hingga kedua anaknya menetas dan bertumbuh menjadi besar. Ternyata kedua pasangan ini,memiliki naluri yang sangat tajam,sehingga berani mempertaruhkan hidup mereka dan anak anak mereka,dengan bertelur dan menetaskan anak anak mereka di dapur Margaretha. Karena merasa yakin,mereka akan selamat disini,di dalam rumah manusia.
Ironisnya, kita di tanah air sendiri,yang sama sama didiami manusia ,malahan ketika keluar rumah,menjadi was was,karena kuatir akan menjadi korban,seperti yang terjadi di Kampung Melayu,Jakarta.
Tjiptadinata Effendi
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H