Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berumah di Tepi Pantai, tapi Nasib Berbeda Bagaikan Siang dan Malam

19 Mei 2017   19:32 Diperbarui: 19 Mei 2017   19:46 2628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau di Indonesia, istilah :"tinggal dipinggir kali " ,kayaknya sudah menggambarkan sesuatu yang menyedihkan. Disini  istilah :"River View " atau "Sea View" sudah membayangkan harga rumah diatas satu juta dolar.

Tulisan ini,tentu tidak bermaksud mengagung agungkan negeri orang,tapi sekedar gambaran ,betapa berbedanya nasib orang yang tinggal dipinggir kali dinegeri kita dan yang tinggal dipinggir sungai atau tepi pantai di Australia. Boleh dikatakan,bedanya bagaikan siang dan malam.

rumah-nelayan-3-591ee350749773253ee171a7.jpg
rumah-nelayan-3-591ee350749773253ee171a7.jpg
Perumahan Nelayan di Padang SOS

Karena saya lahir dan di besarkan di Padang,maka ada rasa sedih yang mendalam,menengok rumah rumah nelayan,yang sesungguhnya jauh dapat disebut sebuah rumah. Mereka bayar pajak,karena jelas tertulis didindingnya.ada pajak rumah makan,yang sekali gus menjadi tempat tinggal mereka.Jadi bukan perumahan liar,tapi mengapa tidak tampak upaya dari pemerintah setempat untuk melakukan sesuatu demi untuk mencegah  terhanyutnya rumah mereka?

Karena sudah lama meninggalkan kota Padang,maka saya tidak ada hubungan sama sekali dengan pemeritah setempat,sehingga hanya dapat menuliskan artikel ini.Kalau dulu,walikotanya adalah tetangga kami.Semoga ada yang membaca dan tertarik untuk menyampaikannya.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun