di Australia,kalau tahu kiatnya,harga buku bekas cuma seribu rupiah,dalam kondisi sangat baik/foto dok.pribadi
Kiat Mengoleksi Buku di Negeri Orang
Hari Buku Sedunia ,yang juga dengan istilah Hari Buku Internasional, merupakan hari perayaan tahunan yang jatuh pada tanggal 23 April yang diadakan oleh UNESCO untuk mempromosikan peran membaca, penerbitan,serta mendorong para penulis untuk mendaftarkan karya tulisnya ,sebagai Hak Cipta atau copy right.
Sedangkan Indonesia memilih ,untuk memiliki sendiri Hari Buku Indonesia yang jatuh pada setiap tanggal 17 Mei,yang ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional,yang merupakan ide dari Menteri Pendidikan di era Kabinet Gotong Royong,tahun 2002
Hari Buku ini  juga bertepatan dengan peringatan pendirian Perpustakaan Nasional Republik Indonesia  di Jakarta, pada 17 Mei 1980, yang diharapkan dapat memacu minat baca di kalangan masyarakat.
Menurut berita yang dilansir oleh  beberapa Media di Ibu kota,Presiden Joko Widodo,bahkan sudah mencanangkan Hari Buku Nasional ,menjadi gerakan nasional:"Gemar Membaca,di Komplek Istana Kepresidenan ,Jakarta
Sewaktu masih berada di Indonesia, hampir tidak pernah ,kami lewatkan kesempatan untuk memborong buku,bilamana ada lelang buku,terutama yang diselenggarakan oleh Gramedia Grup.Mengapa memilih toko buku Gramedia ? Ada beberapa alasan pribadi bagi saya,antara lain,menurut saya,buku buku yang dijual di Gramedia,pada umumnya tidak ada :"buku buku murahan". Kata kata:"buku buku murahan" ini sengaja di tempatkan diantara dua tanda kutip,karena maksud murah disini,bukan harganya,melainkan  kualitas dari konten buku buku yang di jual.
Alasan kedua,ada hubungan historis antara diri saya pribadi dengan Gramedia,karena 10 judul karya tulis saya ,sudah diterbitkan oleh PT Elekmedia Komputindo ,Jakarta,yang merupakan bagian dari Gramedia Utama. Bahkan saya pernah mendapatkan penghargaan dari  PT Elekmedia Komputindo,karena dinilai ikut membantu pameran buku di Palmerah -Jakarta.
Di Australia
Walaupun sejak tahun 2006,kami sudah menetap di Australia,namun hobbi mengoleksi buku tidak langsung berhenti,tapi tetap kami lanjutkan. Akan  tetapi tentu tidak dapat memborong buku seperti gaya di Indonesia,karena buku buku baru disini,harganya berkisar 25 -50 dolar atau setara 500 ribuan. Bahkan kalau membeli buku bekas di Second Hands Shop,tetap saja masih terasa mahal,walaupun dapat diperoleh dengan harga 5 dolar atau senilai 50 ribu rupiah.
Maka kami mulai hunting buku buku murah,dengan cara rajin mendapatkan info dari teman teman dan membaca iklan iklan.
Beli Buku Per Kantung
Misalnya di daerah Dapto,yang lokasinya sekitar 40 menit berkendara dari rumah putri kami di Mount Saint Thomas,secara berkala,ada lelang buku baru.Uniknya buku dijual perkantung plastik. Satu kantung plastik besar yang diisi penuh sesuka kita ,harganya 10 dolar. Jadi kalau kita pandai menyusun,bisa dapat 10=12 judul buku. Berarti harga perbuku rata rata 1 dolar atau senilai 10 ribu rupiah. Kalau kantong kecil 5 dolar.Semua buku dalam kondisi masih seratus persen baru. Dan kita boleh memilih buku mana yang disenangi.
Akan tetapi karena hanya diadakan sekali dalam setahun,karena menunggu sponsor dari perusahaan besar,maka kami mencari alternatif lain,yakni mengunjungi Second Hands Shop yang berada dipinggiran kota. Misalnya di Warilla,yang berada sekitar 50 km dari Mount Saint Thomas. Disini bukan special toko buku bekas,tapi cukup banyak pilihan dan harganya malah jauh lebih murah ,dibandingkan dengan harga buku bekas di Indonesia,yakni cuma 10 sen atau Seribu Rupiah perjudul, Kondisinya sebagian besar,masih layak di baca.Artinya tidak sobek dan tidak kumuh.
Buku Dapat Dijadikan Inventaris dan Warisan
Membelanjakan uang dari tahun ketahun untuk membeli buku,tidak ada salahnya,bahkan memiliki manfaat ganda. Yakni membentuk perpustakaan keluarga dan sekaligus menjadi inventaris yang berharga,serta dapat di jadikan warisan bagi anak cucu.
Kami sudah mengumpulkan buku  dari segala jenis bacaan ,sejumlah lebih dari 3000 judul ,yang dibagi atas beberapa rak.Yakni buku buku tentang science, ekonomi,bisnis, sosial, perkebunan, inspirasi dan hobbi dan juga buku buku Novel. Sesekali buku buku diseleksi ulang,mana mana buku yang dianggap tidak bermanfaat,akan dikeluarkan .
Jadi berada dimanapun,hobbi untuk membaca tidak harus terhentikan,namun tentu harus tahu kiat kiat ,bagaimana mengoleksi buku,tanpa menguras kantong  atau dompet
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H