Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Berpikir Cuma Kita yang Punya Masalah

15 Mei 2017   20:54 Diperbarui: 15 Mei 2017   21:25 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jangan Berpikir Cuma Kita Yang Punya Masalah

Beban hidup,bukan semata mata materi. Banyak orang mengira,bahwa hanya oirang miskin yang punya masalah.Karena ketiadaan uang,maka segalanya terasa sangat menyakitkan,sementara orang yang berada atau berkecukupan,sama sekali tidak perlu memikirkan,apa yang akan mereka makan hari ini atau esok harinya,karena uang lebih dari cukup ada pada dirinya.Karena yang namanya beban hidup,bisa terjadi pada semua orang,termasuk orang yang secara materi,hidup berkecukupan.

Bahkan boleh jadi,beban hidup yang dihadapi oleh kalangan yang berada,jauh lebih parah ,dibandingkan masalah yang timbul,karena tidak cukupnya uang untuk membeli kebutuhan hidup.Antara lain,anaknya terlibat narkoba,judi ,ngebut dan menyebabkan tewasnya orang lain. Hal ini bukan hasil khayalan,melainkan fakta fakta aktual yang dapat dibaca lewat berbagai media.

Karena itu bila kita sedang menghadapi masalah,jangan berpikir,bahwa hanya kita yang  bernasib sial.sehingga tak henti hentinya dirudung masalah. Sesungguhnya,setiap orang memikul beban hidup masing masing. Hanya saja, ada yang memiliki sikap mental yang kuat,sehingga mampu mengendalikan diri dan tidak pernah menampakkan,bahwa sesungguhnya dirinya juga tidak terhindar dari masalah hidup.

Karena itu,tidak jarang kita menjadi kaget,bilamana tersiar kabar berita,bahwa anak dari tokoh masyarakat atau anak dari pemuka agama, kedapatan melakukan tindak kejahatan.yang memalukan. Tentu tidaklah  elok,bilamana langsung menjatuhkan vonis:"Mengajarkan orang pintar,koq anak sendiri,ternyata begitu!"

Karena mana ada orang tua,sebaik apapun atau setaat apapun menjalankan ibadahnya,yang mampu mengawasi anaknya selama 24 jam sehari. Bisa saja,tanpa sepengetahuannya,anaknya melakukan hal hal yang memalukan.

Orang Bisa Memaksa Kuda Kesumber Air,Tapi Tidak  Dapat Memaksanya Minum

Menyamakan manusia dengan seekor kuda,tentu saja merupakan hal yang sangat tidak sesuai dengan kepatutan. Jadi frasa ,bahwa kita dapat membawa seekor kuda kesumber minuman,tapi tidak dapat memaksa kuda itu untuk minum,memiliki pengertian,bahwa kita dapat memberikan nasihat dalam berbagai cara,bahkan mungkin dengan ancaman hukuman,namun tetap saja, tidak mungkin memaksa anak anak kita untuk hidup dan berprilaku seperti maunya kita.Bisa saja terjadi,bahwa  "ada buah,yang jatuh,jauh dari pohonnya" Maksudnya,orang tuanya baik,bisa jadi ada anaknya yang  tersesat oleh karena pergaulan yang tidak pas.

Karena itu,bilamana terjadi sesuatu pada tetangga atau sahabat kita,jangan terlalu cepat menghakiminya,karena apa yang terjadi atas dirinya,bisa jadi kelak ,tanpa bisa dicegah,terjadi juga pada diri dan keluarga kita. Disamping itu ,menertawakan atau menjadikan  kesusahan orang lain,sebagai bahan  lelucon murahan,tentu saja menunjukkan betapa dangkalnya rasa simpati dan empati yang ada dalam diri kita.

Maka alangkah eloknya,bilamana kita mendengar berita yang negatif tentang orang lain,agar dijadikan catatan penting bagi diri kita,Untuk secara maksimal menjaga dan mengawal,anak anak dan keluarga kita,agar jangan sampai terjadi pada keluarga kita,Walaupun hal tersebut tidak dapat menjamin,tapi setidaknya kita sudah berusaha secara maksimal,mengawal dan menjaga keluarga kita.

Tidak seorangpun tahu apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang,bahkan apa yang akan terjadi esok hari.Karena hari ini adalah hidup kita,sedangkan hari esok adalah sebuah misteri bagi kita semuanya.Maka alangkah arifnya,masing masing kita menata diri ,ketimbang menertawakan orang lain,

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun