Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Renungan Mother's Day, Tidak Ada Mantan Ibu

14 Mei 2017   14:09 Diperbarui: 15 Mei 2017   16:48 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Hampir di semua mall ada dekorasi :" Mother's Day" /foto tjiptadinata effendi

Renungan di Hari Mother's Day;'Tidak Ada Mantan Ibu"

Hari ini,seluruh Australia merayakan "Mother's Day" atau Hari Ibu,dengan beragam cara dan gaya. Ada kelompok anak anak perempuan ,yang khusus memasak kue untuk kaum ibu .Dan ketika ditanya,mereka menjawab,semua dana untuk membuat kue,adalah hasil patungan dari uang jajan mereka.

mother-s-day-5917fe7dc923bdda27855c23.jpg
mother-s-day-5917fe7dc923bdda27855c23.jpg
"Suatu waktu, kami semua akan menjadi seorang ibu dan kami mau mulai belajar sejak sekarang, bagaimana melayani orang lain, tanpa menerima imbalan apapun. Karena hal itulah yang dilakukan oleh para ibu di dunia.” Kata Jenny ,salah satu dari antara anak anak ini, Sebuah jawaban spontan,yang membuat orang yang mendengarkan menjadi terharu.

Hal ini  ,setidaknya menjadi bukti,bahwa sebagian besar dari generasi muda,masih tetap mengingat bahwa semua orang ,apapun suku bangsa ,latar belakang sosial kehidupan,tidak pernah akan ada didunia ini,tanpa peran dari wanita,yang dipanggil ibu.

Mengingat dan menghormati wanita yang telah melahirkan kita,tentu saja tidak terhenti,hanya ketika mereka masih bersama kita di dunia ini,tetapi juga ketika mereka sudah terlebih dulu dipanggil Sang Mahapencipta

Bagi kaum ibu yang sudah terlebih dulu meninggalkan dunia ini mungkin lebih tepat bila disebutkan memperingati. Untuk ibu yang sudah meninggal ,kado tentunya bukan lagi dalam bentuk barang berharga ,tapi bisa juga dalam bentuk setangkai bunga yang dipetik dipekarangan sendiri. Seorang ibu, tidak menengok seberapa mahal kado yang dihadiahkan  oleh anak anaknya ,tapi sudah merasa bahagia bila seorang anak menunjukkan rasa cinta kepada dirinya sebagai wanita yang sudah melahirkan mereka,walaupun hanya dalam bentuk sekuntum bunga.

Seorang Ibu Ikhlas Makan Kerak demi Anak Anaknya,Tapi Belum Tentu Seorang Anak,Mau Makan Kerak,Demi Ibunya

Ini bukan hasil dari wawancara,tapi adalah sepotong pengalaman hidup saya sendiri.Yakni ibu saya alm,dengan ikhlas mau makan kerak ,demi agar anak anaknya dapat makan nasi.Tapi apakah seorang anak,mau dengan ikhlas makan kerak,demi untuk ibunya? Mari kita tanya hati kita masing masing, 

Anak sahabat saya curhat,bahwa ketika ibunya sudah tidak lagi mampu bekerja dan kesulitan untuk membeli beras,maka suatu waktu datang kerumah kakaak kandungnya,yang bersuamikan orang berada. Bukan untuk minta minta,tapi  minta pinjam beras dua kg.dan akan dibayar bila sudah terima uang pensiuan,Tapi ternyata, kakak kandungnya yang nota bene adalah anak ibunya juga,agak keberatan meminjamkan beras kepada ibu kandungnya,karena kuatir dimarahin suaminya. Begitu besar rasa cintanya,terhadap suaminya.sehingga tega melukai hati wanita yang telah mengandungnya selama sembilan bulan dan menyusuinya selama lebih dari setahun. inilah salah satu gambaran kelam dari hubungan anak manusia dengan ibu kandungnya sendiri.

Tidak Ada Mantan ibu

Ada mantan pacar,mantan suami,mantan istri dan mantan sahabat,tetapi tidak ada istilah :"mantan ibu' Tidak peduli , apakah wanita yang menjadi ibunya ,sungguh sungguh seorang ibu yang baik atau tidak,tetap saja ia seorang ibu. Kata :"ibu' merupakan gelar abadi,yang seharusnya tak lekang tergerus oleh zaman .Karena itu sangat menyakitkan ketika belakangan ini berita yang menjadi viral di media sosial,adalah ketika anak anak mengadukan ibu kandungnya,masalah harta.

Walaupun belakangan ini,agak gamang untuk memastikan,bahwa semua kaum wanita yang telah melahirkan anak anaknya,masih tetap mempertahankan gelar kehormatannya,sebagai  wanita yang siap mati demi  anak-anaknya

Pertanyaan yang menggelitik ”Masihkah kaum ibu di era milenium ini siap mengorbankan hidupnya,demi anak anak yang telah dilahirkannya?' Agak tercenung kita sesaat untuk memberikan jawabannya.

Mungkin hanya kaum ibu lah yang berhak dan dapat menjawab dengan tepat. Mengapa ada setitik kegamangan dalam memberikan jawaban, tentu tidak terlepas dari berita berita menyedihkan betapa ada wanita Indonesia yang demi kesenangan dirinya sendiri malah mengorbankan anak anak mereka,walaupun jumlahnya hanya segelintir

Di Australia, Mother's Day dirayakan pada minggu kedua dalam bulan Mei, yang jatuh pada hari ini,Minggu,tanggal 14 Mei, 2017. Beda tanggal, beda gaya dan beda budaya, tapi memiliki makna yang sejalan,yakni mengaplikasikan kecintaannya terhadap wanita yang telah melahirkannya di dunia ini.

Tidak Semua Wanita Pernah Menjadi Ibu,Tapi Semua orang ,Pasti Pernah Punya ibu

Belum tentu setiap wanita dikaruniai kesempatan untuk melahirkan anak anak dari pernikahan mereka.Apalagi di zaman serba canggih ini,cukup banyak wanita yang memilih hidup bebas,tanpa ikatan pernikahan dan tanpa :"dibebani" oleh kewajiban,melahirkan ,membesarkan dan mendidik anak anak Tapi yang pasti adalah bahwa semua orang,baik laki laki,maupun wanita,pasti pernah memiliki seorang ibu.

Happy Mother's Day !

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun