Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sesal Datangnya Selalu Terlambat

7 Mei 2017   13:20 Diperbarui: 7 Mei 2017   15:58 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghindari Masalah, Bukan Berarti Kita Pengecut

Hidup memang penuh dengan berbagai masalah. Seperti frasa dalam bahasa Inggeris : "Life is a problem. No problem,means life is ended" .Hidup adalah sebuah masalah.bila tidak ada lagi masalah, berarti hidup sudah selesai.

Kesempulannya,kita tidak mungkin meniadakan semua masalah,tapi kita dapat mencegah dan menjaga diri,agar tidak menambah masalah lagi. Ada begitu banyak masalah kecil,yang bila tidak disikapi secara bijak, akan menjadi masalah besar.

Contoh sederhana, ketika  kita sedang duduk di bus kota,ada pria yang berkali kali menengok kearah kita,sehingga kita merasa terganggu. Bila meningikuti emosi,maka kita akan menegornya : "Apa lu lihat lihat gua haa?" Akibatnya sudah dapat di duga,yang ditegor pasti tidak akan menerima dan balas membentak.:" Jangan ke geeran lu,tampang lu kayak mon^^t gitu,mengapaian harus gua tengok" Maka adegan selanjutnya sudah dapat diperkirakan adalah saling ribut dan kemudian begitu turun dari bus, langsung adu jotos.Polisi datang dan keduanya dibawa kekantor Polisi.Urusan menjadi panjang dan minimal seharian itu, waktu terbuang sia sia dan pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan,jadi terbengkalai.

Kalau hal ini terjadi,maka sesungguhnya ,kita dapat berpikiran positif,yakni "mungkin orang ini merasa kenal dengan saya.Maklum kan saya orang terkenal" atau kalau yang larak lirik adalah seorang wanita,maka boleh jadi ia jatuh hati menengok tampang kita yang kayak bintang film Bollywood.

Sehingga tidak perlu begitu responsif,bila ada yang larak lirik memandang wajah kita. Atau boleh jadi lipstick istri menempel diwajah kita,sehingga menjadi perhatian orang.Hal ini bisa saja terjadi. Atau kaus yang dipakai ,ada tulisan lucu lucu.Dengan berpikiran positif,setidaknya kita sudah menghindar dari sebuah masalah. Menghindar dari masalah,bukanlah berarti kita pengecut,tapi justru merupakan bagian dari kearifan harkat kita sebagai manusia

Berantem,Tidak Membuat Kita Menjadi Jagoan

Berantem,tidak membuat kita menjadi jagoan,kecual memang pekerjaan kita sebagai tukang pukul atau Body Guard. Bila profesi  kita bukanlah tukang pukul,mengapa harus menambah masalah lagi? Apakah masalah hidup yang kita hadapi masih kurang,sehingga perlu ditambah?

Sewaktu masih muda,saya termasuk orang yang temperamental. Kalau ada yang menyinggung saya,pasti akan saya tantang dan bila dalam perkelahian lawan saya masih belum mengatakan "menyerah" akan saya datangi rumahnya. Saya tunggu hingga ia keluar dari pekarangan rumahnya dan melanjutkan berantem,hingga ia mengaku kalah dan menyerah. Waktu itu ,saya merasa bangga,karena dapat menaklukkan lawan saya,yang tubuhnya jauh lebih besar daripada saya.

Tapi kelak saya menyesal,karena walaupun kejadiannya sudah lama berlalu,hatinya yang sudah terluka oleh saya, kembali berdarah, setiap kali bertemu saya. Beberapa tahun lalu, salah satu "lawan" saya sakit cukup parah. Saya dan istri datang berkunjung kerumahnya, untuk membezuknya. Walaupun hal ini sesungguhnya merupakan sikap permohonan maaf dari saya,namun sudah ada jarak antara saya dan dirinya yang tidak mungkin dipertautkan.

Teddy (bukan nama sebenarnya) mencoba guyon dengan mengatakan kepada istrinya: "Dulu ini pareman ,tapi kini sudah jadi orang baik." Walaupun Teddy berusaha untuk tersenyum dari tempat tidurnya,namun kentara, bahwa ia tidak dapat melupakan masa lalu,dimana saya pernah melukai harga dirinya dan memaksanya,mengatakan "saya menyerah "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun