Sebagian besar dari teman teman sekolah ,yang dulu hidupnya sangat enak dan dimanja,justru ketika sudah dewasa,rata rata tidak mampu  berhasil meraih cita cita hidupnya. Sepertinya ,alam membalikan semuanya,.yakni yang semasa kanak kanak hidupnya enak dan dimanja,justru ketika dewasa dan sudah berkeluarga,hidupnya jauh dari dapat disebutkan berkecukupan.
Sementara itu ,anak anak yang dulunya ,pulang pergi sekolah jalan kaki dan sepulang sekolah ,masih harus ikut menolong orang tua,dengan berjualan telur asin atau goreng pisang,justru setelah dewasa,mampu mengantarkan keluarganya hidup dalam kecukupan.
Belajar dari Pengalaman Pahit Orang Lain
Belajar dari pengalaman pahit orang lain,maka walaupun kini hidup kami sudah berubah total dan anak anak,berserta keluarganya,walaupun tidak dapat disebut kaya,tapi sudah hidup dalam kecukupan. Namun semua cucu cucu kami,sejak dari Kelas 6 Â SD sudah dididik untuk kesekolah berjalan kaki.Baik yang berada di Jakarta,maupun yang tinggal di Australia.
Mereka hanya dibekali dengan uang jajan ala kadarnya,agar dapat makan dikantin sekolah,karena sekolah mulai sejak jam 9.00 pagi dan baru usai jam 2.45 sore. Karena kami tidak ingin,kelak ketika mereka beranjak dewasa,menjadi gagap dalam menghadapi berbagai masalah hidup,yang terkadang keras dan gersang.
Karena itu,bagi para orang tua,yang beruntung kondisi ekonominya mantap,mungkin perlu dikaji ulang,untuk tidak terlalu memanjakan anak anak mereka,agar jangan sampai menyesal dibelakang hari.
Tjiptadinata Effendi