Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Masa Kecil Akan Membekas Hingga Menua

19 April 2017   07:22 Diperbarui: 19 April 2017   08:10 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman hidup semasa kecil akan membekas hingga kita menua. Mengapa saya berani mengatakan? Inilah kelebihan orang tua karena sudah pernah mengalami masa muda sementara orang muda,belum pernah merasakan masa tua.

Kejadian diusia kanak-kanak, semisalnya saya mencuri bambu tetangga untuk dibuat layangan, sehingga tangan sobek terluka kena sembilu masih sangat jelas dalam ingatan saya hingga di usia 74. Tertanam dalam diri saya bahwa mengambil sesuatu yang bukan milik kita akan mendapatkan hukumannya. Bagi saya, hukumannya adalah telapak tangan saya sobek dan masih membekas hingga kini walaupun sudah 65 tahun berlalu. Pelajaran pahit ini membuat saya tidak pernah mengambil hak orang lain  apalagi menipu orang.

Pengalaman Lain

Hingga kini saya sama sekali tidak makan ayam, bukan lantaran alergi melainkan karena merasa ayam adalah sahabat saya semasa kecil. Untuk jelasnya, saya tuliskan sepotong kisahnya. Saya lahir dan dibesarkan di Padang, di daerah yang namanya  Pulau Karam. Dari namanya saja sudah dapat ditebak bahwa daerah ini sering terendam air karena berada di tempat kerendahan dan sangat dekat dengan kali. Kali ini berhubungan dengan Sungai Batang Arau, sehingga begitu hujan lebat beberapa jam maka air mulai menggenangi seluruh permukiman ini. Kemudian menurun hingga ke pasar tanah kongsi.

Bagi orang lain, banjir adalah musibah tapi bagi saya justru adalah berkah. Karena di rumah kami tidak ada perabot yang bisa rusak. Bangku terbuat dari pohon kelapa, tunggu terdiri dari tembok bata yang disusun di lantai tanah, sehingga banjir tidak menimbulkan kerusakkan apapun. Sebaliknya setiap kali banjir, saya tinggal menunggu dengan sebuah kayu yang ada kaitannya. Karena dari arah pasar tanah kongsi akan hanyut berbagai barang dan tidak jarang ada keranjang berisi anak ayam, yang kemudian saya pelihara hingga besar,

Karena anak-anak ayam ini saya jaga dan pelihara dengan kasih sayang, maka mereka setiap pagi mengantarkan saya hingga ke pintu pagar  sebelum ke sekolah. Kemudian ketika pulang sekolah, mereka sudah menantikan saya di depan pintu pagar. Pada waktu itu usia saya sekitar 9 -10 tahun. Anak-anak ayam sudah menjadi sahabat baik saya. Aneh tapi nyata memang, namun hal ini menyebabkan saya tidak pernah tega memakan ayam, walaupun ayam yang lain bukan ayam peliharaan saya.

Pesan Moralnya

Pengalaman  baik ataupun pengalaman menyakitkan yang dialami semasa kanak-kanak akan membekas hingga menua. Karena itu, hati-hati dalam mendidik anak kita karena apa yang mereka alami akan tinggal dan membekas dan tidak pernah pupus.

Bila contoh yang diberikan adalah contoh yang buruk, maka hal ini juga akan meninggalkan luka yang mendalam. Anak-anak itu adalah ibarat kertas putih yang sekali dicorat-coret tidak akan pernah dapat dihapus lagi.

Anak-anak adalah karunia Tuhan dan sekaligus merupakan tanggung jawab kita untuk mendidik dan membina mereka menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama  serta peduli akan penderitaan orang lain. Seribu kali kotbah akan terlupakan dalam hitungan hari atau minggu, tapi satu kali contoh yang mereka alami dan saksikan akan membekas hingga menua. Inilah pengalaman yang saya alami sendiri

Maka didiklah dengan kasih sayang, anak ayam saja tahu tentang kasih, apalagi anak anak kita dan berbicaralah dari hati anak-anak butuh contoh bukan kotbah

Semoga ada manfaatnya.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun