Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebahagiaan Keluarga Terlalu Berharga untuk Dijadikan Taruhan

18 April 2017   09:25 Diperbarui: 18 April 2017   10:18 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
family is the first/ berada ditengah anak mantu dan cucu cucu ,adalah kebahagiaan yang tak ternilai/foto dok,pribadi

Kejadian pada sahabat kami pak Naryo, bukan kisah baru karena sudah teramat sering terjadi ,walaupun dengan irama yang berbeda. Namun melakukan kekeliruan yang sama, yakni demi popularitas diri dan demi mengejar impian semusim tega mempertaruhkan kebahagiaan keluarga. Padahal, apalah artinya popularitas, ketenaran yang dicapai dilluar sana bila harus mempertaruhkan kebahagiaan keluarga kita?

Namun begitulah hidup. Banyak orang yang menutup mata dan tidak mau belajar dari pengalaman buruk orang lain . Mungkin berpikir, " itu nasibnya, bukan nasib saya" .Makanya ibarat kisah bersambung, peristiwa menyedihkan seperti ini selalu berulang lagi dan lagi.

Kita sering mengutuki orang berjudi, tapi secara tanpa sadar kita malahan ikut berjudi dengan cara dan gaya yang berbeda. Malahan mempertaruhkan kebahagiaan keluarga yang merupakan harta tak ternilai, demi untuk mengejar suatu impian yang masih dalam bayang-bayangan.

Saya jadi ingat pribahasa kuno  " Mengharapkan burung terbang tinggi, Punai ditangan dilepaskan" Artinya, mengharapkan sesuatu yang belum tentu dapat dicapai  dengan mengorbankan kebahagiaan yang sudah ada ditangan.

Mensyukuri Apa yang Ada

Impian membuat orang menjadi besar. "Gantunglah cita-citamu setinggi bintang bintang dilangit", kata Bung Karno. Tetapi tentu harus disikapi dengan arif dan bijak. Bermimpi besar seharusnya menjadi motivasi bagi diri untuk kerja keras dan cermat. Karena tanpa upaya dan kerja keras, maka impian akan tetap menjadi impian kosong.

Namun dalam mengejar impian, jangan pernah mempertaruhkan apa yang sudah ada. Syukurilan dan jagalah apa yang sudah ada sementara kita mengejar impian untuk meraih kesuksesan demi kesuksesan.

Tulisan ini, sama sekali tidak bermaksud menggurui karena setiap orang memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya masing-masing. Dan tak seorangpun yang berhak untuk mengintervensinya. Akan tetapi saling mengingatkan tentu tidak ada salahnya, siapa tahu dapat menyentil kesadaran diri orang banyak yang sedang terbuai mimpi mimpi indah. Agar jangan pernah mempertaruhkan kebahagiaan keluarga untuk mengejar apapun . Karena apapun yang kelak akan diraih tanpa keluarga semuanya tidak akan berarti apapun

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun