Hal ini,tentu saja menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang,bahwa ternyata,seorang penjual kelapa di pasar kumuh,yang beli nasi rames saja harus ngutang,bisa menjadi seorang Eksportir,bahkan mengundang begitu banytk orang,yang pada waktu itu,merupakan suatu hal yang langka. Undangan dimulai dari jam 6.00 sore,hingga larut malam,masih banyak yang berdatangan.
Dan semenjak itu,setiap minggu saya kebanjiran undangan. Bahkan orang orang yang hanya kenal sepintas ,sudah berkenan mengirimkan kartu undangan untuk kami.Sebuah perubahan yang sangat drastis.Yang hari ini kuli,kelak bisa saja menjadi pengusaha dan saya sudah membuktikannya,Sebaliknya,yang hari ini pengusaha sukses,kelak bisa saja menjadi  pemulung.
Karena itu,bila kita sukses,ya disyukuri,tetaplah rendah hati, Bahkan bilamana memungkinkan,dapat dimanfaatkan untuk meringankan derita orang .Jangan pernah merasa diri kita hebat,karena segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Menertawakan kejatuhan atau kehancuran orang lain,adalah sebuah kenistaan yang dilakukan oleh seorang manusia Sangat bertentangan dengan harkat kemuliaan yang seharusnya jadi ciri ciri keistimewaan manusia sebagai makluk ciptaan yang mulia. Namun kita wajib belajar dari setiap kejadian dalam hidup ini, karena hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H