Menulis kapan kapan lagi mood? Itu namanya iseng iseng,bukan hobbi. Kalau hobbi,seharusnya ditekuni,dipelajari,gimana caranya agar dapat menulis lebih baik.Walaupun belum tentu menjadi penulis yang handal,setidaknya,semakin menulis,semakin kita dapat memperbaiki mutu tulisan kita.
Kalau tidak paham ,perlu dipelajari.Karena kalau sekedar beli dan kumpulkan,tanpa memahami cara pemeliharaannya,maka seluruh upaya kita,akan sia sia belaka.Misalnya,koleksi perangko bekas atau uang kertas lama,terus ditumpuk,tanpa pengamanan.Maka setelah berbulan bulan,ketika ditengok,semuanya sudah lengket dan rusak,Akibatnya yang tersisa adalah sampah yang sudah harus dibuang,karena tidak ada nilainya sama sekali.
Mengoleksi piringan hitam dan kemudian menumpuk semaunya,sehingga ada yang tergores,retak dan  melengkung. Bila hal ini terjadi,maka nasibnya sama dengan koleksi perangko bekas dan uang kerta,yakni menjadi sampah,karena tidak ada lagi nilainya.
Karena piringan hitam yang tergores benda tajam,melengkung atau retak, jangankan untuk membeli,dikasih gratispun tidak ada yang bakalan mau,karena sudah kehilangan nilai jualnya.
Tips Untuk Menyimpan Koleksi Piringan Hitam
- hindari terkena sinar matahari lasngsung,
- karena menyebabkan piringan hitam melengkung
- bila sudah melengkung, menjadi tidak bernilai lagi.
- hindari penumpukan
- hindari menyimpan ditempat yang lembab
- susun dalam box yang ada rak untuk memisah
- sehingga tidak tumpang tindih.
- Â hindari tergores benda tajam,
- Â karena akan merusak kemurnian suaranya.
Kebangkitan Piringan Hitam
Manusia pada umumnya suka musik. Dari musik klasik, dangdut, Â Tekhnik rekaman di jaman itu masih bersifat alami , tanpa terdistorsi oleh kemajuan jaman dan tak terjamah oleh komputerisasi. Hal ini membuat hasil rekaman menjadi sangat nyata, seakan-akan pemusiknya hadir di antara pendengarnya.
Meningkatnya hasrat untuk kembali ke jaman tempo doeloe ini,salah satu alasannya adalah kualitas suara yang dianggap jauh lebih sempurna, dibanding format musik lain.