Sekali Menanam, Dapat Jadi Warisan untuk 3 Turunan
Mewariskan pada anak cucu, tidak harus dalam bentuk materi. Ada banyak caranya, agar anak cucu ,senantiasa mengingat kita. Salah satunya adalah dengan menanam pohon.
5 Tahun lalu, ketika putri kami dan suaminya membeli rumah di Mount Saint Thomas, menengok ada pekarangan di laman belakang yang hanya ditumbuhi rerumputan, maka terpikir oleh saya untuk menanam pohon Alfukat. Karena disini harga buah alpukat berkisar sekitar 2 -3 dolar  atau sekitar Rp.30.000 .--persatu buah. Dan bagi orang Australia, harga tersebut cukup mahal, sehingga tidak ada yang makan alpukat dua tiga buah perorang, seperti yang kita tengok dikampung kita.
Gaya makannya juga beda, karena orang Australia makan alpukat untuk dijadikan sebagai selai untuk jadi sarapan pagi bersama roti.
Awalnya saya perkirakan, mungkin butuh waktu 5 atau 6 tahun, baru biji alpukat yang saya tanam bisa berbuah. Tapi ternyata dalam waktu tiga tahun sudah mulai berbuah. Seisi rumah bisa makan sepuasnya dan tetangga serta teman teman juga kebagian. Pada waktu itu buahnya belum banyak, hanya berjumlah puluhan
Tahun keempat buahnya sudah mencapai sekitar lima ratus buah, sehingga semakin banyak teman teman yang dapat dibagikan. Dan tentunya kami dapat makan sepuas puasnya.Padahal waktu itu, baru dua batang yang berbuah lebat, yang satu lagi hanya berbuah beberapa.
Tahun ini, begitu saya tiba di rumah puteri kami dan langsung kelaman belakang, ternyata ketiga tiga pohon sedang berbuah sangat lebat. Mau dimakan,pasti tidak akan habis, meskipun dibagi bagi kepada tetanggga dan teman teman. Banyak yang ranum dan dipatuk burung berceceran direrumputan. Kalau dijual ke supermarket, bisa dapat uang sekitar 1000 dolar dengan asumsi,setelah dimakan dan dibagi bagi, masih ada lima ratusan buah yang tersisa. Kalau dijual 2 dolar saya, sudah dapat 1000 dolar. Maklum mantan pedagang, pikiran langsung menghitung untungnya.
Tapi kita lupakan masalah keuntungan rupiahnya, setidaknya pohon alpukat yang saya tanam, sudah menjadi warisan untuk dua generasi, yakni anak, mantu dan cucu. Kalau pohonnya mampu bertahan 15 tahun lagi, berarti generasi ketiga akan ikut mendapat bagian dari warisan ini. Karena cucu kami dari putri bungsu kami sudah berusia `14 dan 16 tahun.
Nah, untuk meninggalkan warisan kepada anak cucu, tidak usah tunggu kaya. Mulai hari ini mulailah menanam pohon. Bisa pohon mangga, jambu, rambutan, alpukat dan sebagainya. Kelak, setiap kali anak cucu dan cicit kita makan buahnya, mereka akan mengingat kita yang telah menanamnya dengan menanam sebatang pohon, setidaknya nama kita sudah terukir disana
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H