Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memotret Perayaan Minggu Palma di Kathedral

9 April 2017   14:05 Diperbarui: 9 April 2017   22:00 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Memotret Perayaan Minggu Palma di Kathedral

Pagi ini Gereja Kathedral tumpah ruah dengan umat yang datang untuk menghadiri Perayaan Minggu Palma atau akrab dikenal dengan Minggu Palem .Tak ada satupun bangku yang tersisa kosong,Sehingga puluhan orang dengan ikhlas harus berdiri dibelakang gereja dan disudut sudut ,dimana masih ada lowongan untuk berdiri.

Kami datang agak terlambat 2 menit,tapi untuk memasukki pintu gerbang Kathedral saja ,kami harus dengan hati hati melangkah,untuk tidak menginjak kaki orang orang yang berdiri,hingga melimpah dipintu masuk. Mata melirik sana sini,siapa tahu ada tempat yang terluang untuk berdiri.Akhirnya kami mendapatkan tempat berdiri di belakang tiang penyangga gedung.

Tapi bersyukur,tidak sampai satu menit kami berdiri,sudah ada seorang wanita muda yang berdiri dari tempat duduknya dan mempersilakan istri saya untuk duduk. Sesaat kemudian,ada yang juga ikhlas duduk berdempet dempet,hanya untuk dapat memberikan ruang untuk saya duduk. Rasanya sangat lega.Bukan hanya karena dapat tempat duduk,tapi contoh teladan yang dikedepankan generasi muda,yakni ikhlas melepaskan kenyamanan tempat duduknya ,demi untuk kami berdua.

Konsekuensi logisnya,mereka terpaksa berdiri selama satu setengah jam lamanya ,hingga Ibadah usai.Kothbah yang singkat,padat dan berisi,yakni memberikan tempat ,bagi orang lain yang mungkin lebih membutuhkan dari pada diri kita. Padahal mungkin saja,mereka sengaja datang lebih awal untuk mendapatkan tempat duduk,tapi kemudian ikhlas mengalahkan kepentingan diri ,demi untuk orang lain,yakni kami berdua

Minggu Palma adalah Lambang Kemenangan

Minggu Palma atau Minggu Palem dan dikenal juga dengan :"Passion Sunday" ,dirayakan secara khusus diseluruh Gereja Katholik,dengan menghiasi gereja dengan ornamen yang terdiri dari daun Palem . Bahkan setiap umat yang hadir masing masing memegang setangkai daun Palem. Yang melambangkan kemenangan . Kemenangan dalam arti mengalahkan diri sendiri.Mengalahkan hawa nafsu ,mengalahkan rasa egoisme ,yang selalu menghantui diri setiap orang,yakni hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.

Menurut catatan sejarah, sekitar abad ke-empat, sudah ada perarakan dengan ranting palma dan zaitun pada Hari Minggu Palma  Kemudian cara perayaan seperti ini mulai dibuat juga di Spanyol ,pada abad ke 5 , di Gallia ,pada abad ke 7  dan di Roma  ke 11. Berdasarkan tradisi ini, dapatlah dimengerti mengapa  daun palma dipakai meskipun bukanlah satu-satunya yang diberkati dan digunakan dalam prosesi. Hal ini menunjukkan bahwa daun Palem,hanyalah sekedar sebuah simbolis. Warna hijau melambangkan musim semi,yang telah mengalahkan musim dingin,bukan dalam konteks  mensakralkan daun Palem.

Dalam kothbahnya, Imam mengingatkan,agar umat jangan hanya terpancang pada perayaan phisik Minggu Palma ,melainkan hendaknya memahami arti dan maknanya secara mendalam dan mampu mengaplikasikan  dalam kehidupan nyata. Demi untuk menyambut Hari Raya Paskah yang sudah didepan mata.

Agar ibadah ,jangan sampai terhenti hingga di pintu gereja,melainkan menjadi bagian dari kehidupan pribadi,dalam berinteraksi dengan sesama manusia,siapapun adanya.

Salam Damai

Dipertengahan Misa ada kesempatan untuk saling memberikan salam damai. Kekiri dan kekanan ,kedepan dan kebelakang,tanpa menengok siapa yang disalami. Hal ini sekaligus mengingatkan umat,bahwa dalam perjalanan hidup,setiap orang perlu untuk ikut peduli pada lingkungannya.

Saat saat ini ,kita dapat menyaksikan sorotan mata yang ceria dan santun,saling menyalami dan mengucapkan :" Salam damai"

Semoga kita semua mampu mengalahkan diri sendiri,mampu melepaskan kesenangan pribadi,untuk memberikan sedikit perhatian kepada orang disekeliling ,sehingga damailah hidup kita,

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun